jpnn.com, AMERIKA SERIKAT - Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, M. Haris Witjaksono menyaksikan langsung peluncuran Satelit Nusantara Tiga atau yang disebut Satelit Republik Indonesia (SATRIA) dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 waktu setempat.
Kesuksesan proyek SATRIA ini tak terlepas dari andil PT Surveyor Indonesia (PTSI), yang menjadi satu-satunya pengawas independen dari BUMN dalam proyek satelit milik pemerintah ini.
BACA JUGA: Dukung UMKM Naik Kelas, Surveyor Indonesia Beri Pelatihan Sertifikasi TKDN
SATRIA ini diluncurkan untuk meningkatkan jangkauan layanan internet pemerintah di daerah tertinggal, terpencil, dan terluar. Adapun fokus layanannya di bidang pendidikan, kesehatan, pemerintah daerah, dan kepolisian.
"Ini merupakan upaya Surveyor Indonesia dalam mendukung perkembangan infrastrktur Indonesia, khususnya di sektor telekomunikasi," kata Haris di Florida, Amerika Serikat.
BACA JUGA: Satelit Satria-1 Sukses Meluncur, Mahfud MD: Tak ada Hubungannya dengan Kasus BTS 4G
PTSI ditunjuk sebagai Konsultan Pengawas Independen (KPI) oleh Kominfo - BAKTI dan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) untuk melakukan pengawasan Proyek Satelit Multifungsi Pemerintah (SATRIA-1) mulai dari tahap desain, pembangunan, serta operasional.
Tugas dan Fungsi Utama PTSI sebagai sarana untuk memantau, mengontrol dan menyelaraskan pengadaan satelit multiple spotbeams Ka band HTS termasuk 11 Gateway Hub dan terminal referensi beserta pendukungnya untuk mencapai hasil Proyek yang maksimal, efisien dan tepat waktu mulai dari peluncuran yang mencakup desain, fabrikasi, pengujian hingga Komersial layanan (COD).
BACA JUGA: LPS Sosialisasikan Mandat Baru Dalam UUP2SK
"Termasuk melihat keselarasan kegiatan yang dilakukan oleh PT SNT dengan Perjanjian Kerja Sama Proyek KPBU untuk Penyediaan Satelit Multifungsi Pemerintah antara KOMINFO dengan SNT sesuai Perjanjian Kerja sama," tambah Haris.
Dalam hal PTSI melakukan pekerjaannya, PTSI berkonsorsium dengan Konsultan Asing asal Amerika yaitu Hise Inc, yang memang paham dan mengerti di bidang Space Segment Satellite dan teknologi Satelit yang digunakan saat ini yaitu High Throughput Satellite (HTS).
PTSI mendapatkan kontrak untuk terlibat dalam proyek SATRIA ini sejak 2020 dan akan berakhir hingga dua tahun pasca SATRIA beroperasi.
Satelit ini ditargetkan mulai melayani internet di Indonesia antara akhir 2023 hingga awal 2024.
Adapun manfaat dengan terlibatnya PTSI sebagai pengawas independen yaitu membantu Pemerintah dalam hal ini (Bakti Kominfo) dan PT SNT untuk meningkatkan kualitas layanan publik serta berkontribusi terhadap perkembangan infrastruktur digital melalui pemerataan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia.
Satelit SATRIA diproduksi oleh perusahaan manufaktur antariksa Prancis, Thales Alenia Space (TAS). Proses produksi satelit berlangsung dari September 2020 hingga Mei 2023.
Mengenai spesifikasinya, SATRIA memiliki kapasitas 150 Gbps. Satelit SATRIA akan menjadi satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band. Satelit ini juga diperkuat dengan 116 Spot Beam sehingga layanan internet dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
Pasca diluncurkan ke luar angkasa pada 18 Juni 2023, Satelit SATRIA membutuhkan waktu empat hingga lima bulan proses orbit raising untuk sampai dan menempati slot 146 derajat Bujur Timur (BT), yang tepat berada di atas Papua, Indonesia.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada