Satgas Covid-19 Ajak Masyarakat Mulai Kenali Vaksin

Jumat, 27 November 2020 – 22:29 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro meminta masyarakat lebih memahami manfaat vaksin.

Reisa mengatakan pemerintah sendiri sudah banyak memberikan informasi terkait vaksin Covid-19.

BACA JUGA: Dr Reisa: Masyarakat Indonesia Harus Bangga dengan Riset Internasional Ini

"Vaksin ini adalah sebagai upaya pencegahan. Jadi, diberikan saat sehat. Berbeda dengan obat yang diberikan setelah sakit. Jadi, mari dukung terus. Tak kenal maka tak kebal, ini bukan sekadar jargon," kata Reisa, Jumat (27/11).

Dalam catatan sejarah imunisasi di Indonesia, dimulai dengan imunisasi cacar (1956), imunisasi BCG untuk tuberculosis (1973); imunisasi tetanus toxoid pada ibu hamil (1974); imunisasi difteri, pertusis, tetanus (DPT) pada bayi (1976); polio (1981); campak (1982); hepatitis B (1997); inisiasi imunisasi Haemophilus Influenza tipe B dalam bentuk vaksin pentavalen.

BACA JUGA: Dokter Reisa Sampaikan Kabar Gembira soal Penanganan Kasus Covid-19 di Indonesia

BACA JUGA: Ada Pesan dari Presiden Jokowi Lewat dr Reisa untuk Keluarga Pahlawan Kesehatan

Untuk vaksin HPV guna mencegah kanker serviks mulai didemonstrasikan programnya di 2016 untuk remaja putri di sejumlah provinsi.

Sementara imunisasi untuk Rubella pada 2017 masuk ke dalam program imunisasi nasional.

Vaksin, kata Reisa, sebenarnya sudah diberikan kepada masyarakat sejak masih usia dini, melalui imunisasi.

Pengertian imunisasi sendiri, adalah proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara vaksinasi.

Pengertian vaksinasi sendiri, adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan, maupun diteteskan ke dalam mulut.

"Vaksin menciptakan kekebalan tubuh kita secara spesifik atau khusus, untuk dapat melawan penyakit tertentu," katanya.

Tubuh seorang manusia, kata dia, memang memiliki sistem imun yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan virus atau bakteri.

Namun, sistem imun membutuhkan pengenalan terhadap jenis-jenis kuman yang bisa menyebabkan penyakit. Sehingga, apabila di kemudian hari virus atau bakteri itu masuk ke dalam tubuh, maka tubuh seseorang itu sudah siap untuk melawan. Dan akhirnya dapat mencegah timbulnya penyakit tersebut.

Tujuan utamanya, vaksin berfungsi untuk membuat badan seseorang mengenali penyaki tertentu. Lalu menjadi kebal terhadap penyakit tersebut.

"Jadi, saat vaksin masuk ke tubuh kita, prinsipnya pun sama. Tubuh langsung mendeteksinya sebagai sebuah ancaman infeksi. Maka tubuh kita akan membentuk sistem untuk membuat kekebalan tubuh atau antibodi, yang diperlukan untuk melawan penyakit tersebut," lanjut Reisa.

Setelah divaksin, tubuh seseorang akan mengingat apa yang harus diwaspadai.

Sehingga jika ada virus, bakteri atau kuman penyebab penyakit yang masuk, dapat dilawan.

Saat ini masyarakat sedang menunggu hadirnya vaksin Covid-19.

Karena vaksin Covid-19 dapat dioptimalkan untuk mencegah virus corona.

Namun, dia mengingatkan vaksin bukan solusi total untuk menghilangkan virus tersebut.

"Datangnya vaksin Covid-19 bukan berarti pandemi langsung berakhir," katanya.

Masyarakat pun diminta tetap menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Meskipun kelak vaksin Covid-19 sudah dapat dijangkau dengan mudah.

"Tetap lindungi diri dan lindungi orang lain. Jalankan pola hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan terakhir, lengkapi dengan turut mensukseskan program vaksinasi," ujarnya. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler