Satgas Covid-19: Dalam Sebulan Seribu Nyawa Melayang karena Masyarakat Memilih Berlibur

Sabtu, 13 Maret 2021 – 12:22 WIB
Jangan lupa memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir, dan menjaga jarak guna mencegah penularan Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 menilai setiap hari libur panjang nasional ada peningkatan angka kasus dan kematian akibat virus Corona.

Menurut satgas, Hal itu disebabkan masyarakat memilih melakukan aktivitas di luar kota atau melakukan perjalanan selama liburan.

BACA JUGA: 1 Tahun Pandemi COVID-19, Kepuasan Publik terhadap Jokowi Capai Level Tertinggi

Satgas Covid-19 menganggap tren penurunan kasus aktif Corona di Indonesia terus menurun setiap harinya pada akhir-akhir ini.

Meski demikian, satgas meminta masyarakat tidak gegabah dalam memanfaatkan hari libur panjang Isra Mikraj 1443 Hijriah. Hal ini untuk menjaga agar tren positif penanganan pandemi Covid-19 terus berlanjut.

BACA JUGA: Warga Kerap Didatangi Arwah Wawan

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengharapkan tren yang positif ini harus dipertahankan dan ke depannya harus ditingkatkan lebih baik.

"Hal ini memperlihatkan bahwa penangangan terhadap mereka yang terjangkit Covid-19 sudah ditangani dengan baik. Tren penurunan kasu aktif ini ini harus terus dijaga, agar nantinya kasus akrif dapat hilang," kata Wiku dalam keterangan yang diterima, Sabtu (13/3).

BACA JUGA: Istri Tidur, SHR Melakukan Perbuatan Biadab

Selain terus meningkatkan penanganan pada kasus aktif, pemerintah terus memonitoring perkembangan kasus kematian akibat Covid-19. Pemerintah mengambil langkah yang tepat dalam menekan angka kematian pasien Corona.

Belajar pada pengalaman sebelumnya, dari grafik perkembangan kasus kematian, terlihat mulai dari Maret-September 2020, kasus kematian mengalami tren kematian. Lalu sempat menurun pada Oktober dan November. Namun, kembali mengalami tren meningkat hingga Januari 2021.

Melihat lebih dekat perkembangan dari bulan ke bulan, pada empat bulan pertama peningkatan cenderung tajam hingga mencapai 70 persen.

"Masa-masa ini Indonesia dihadapkan pada pandemi yang secara tiba-tiba, dan tengah melakukan percepatan penangananan, salah satunya denga kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," imbuh Wiku.

Kemudian pada Juli menuju Agustus 2020, kasus kematian sempat mengalami penurunan. Namun pada Sepetember, kembali meningkat secara signifikan mencapai 46 persen atau 1.048 kasus. Peningkatan ini dikarenakan kontribusi adanya periode libur panjang 15-17 Agustus dan 20-23 Agustus 2020. Kasus kematian kembali menurun pada kurun Oktober dan November, tetapi meningkat pada Desember 2020 hingga Januari 2021.

Peningkatan ini juga seiring dengan adanya periode libur panjang Natal dan Tahun Baru. Secara jumlahnya, dari November 2020-Januari 2021, 4.252 kasus atau meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan Oktober 2020.

"Ini artinya terdapat implikasi kematian dari setiap event libur panjang," lanjut Wiku.

Sebagai perbandingan, pada bulan-bulan tanpa periode libur panjang, jumlah kematian antara 50-900 kasus. Sementara pada bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah kematian meningkat tajam mencapai seribu sampai dua ribu orang.

Wiku meminta masyarakat bijak dalam menyikapi libur panjang karena secara langsung mempengaruhi jumlah orang yang meninggal.

"Bayangkan dalam sebulan, kita bisa kehilangan lebih dari seribu nyawa hanya karena memilih melakukan perjalanan dan berlibur," kata Wiku.

Satgas Covid-19 meminta masyarakat dan pemerintah daerah belajar lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan. Dan jangan sampai keputusan yang diambil membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain. (tan/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler