jpnn.com, JAKARTA - Satgas Covid-19 menyatakan bahwa varian Delta 1617.2 telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.
Berdasarkan penelusuran, sementara ini kasus varian Delta ditemukan di daerah Kudus dan Bangkalan.
BACA JUGA: Efikasi Vaksin Diragukan Setelah Kemunculan Varian Delta, Begini Penjelasan Satgas Covid-19
Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, untuk memetakan persebaran virus itu, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Sejauh ini, kata dia, penelusuran terkait asal datangnya virus tersebut masih terus dilakukan.
BACA JUGA: Disetop Polisi di Tol Arah Semanggi, Alexway Sodorkan KTA Mabes Polri, Begini Jadinya
"Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kami bisa menelusuri dari mana virus tersebut berasal, dari mana masuknya dan menyebar ke mana saja," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (15/6).
Wiku menduga adanya varian dari suatu virus merupakan upaya virus untuk bertahan hidup. Proses mutasinya juga akan berlangsung terus menerus apabila potensi penularan tersedia.
BACA JUGA: Bobby Nasution: Permintaan Pak Kapolrestabes, Tutup dan Cabut Izinnya
Oleh karena itu, jika penularan Covid-19 masih terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.
Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memastikan memiliki efektifitas tinggi. Karena efikasinya di atas 50 persen sudah terpenuhi.
Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait efikasi tersebut masih terus dilakukan untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan efektif.
"Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin," pungkas Wiku. (tan/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga