Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Vaksin dan Terapkan Prokes Hindari Lonjakan Kasus

Kamis, 23 September 2021 – 23:07 WIB
Juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk menerima vaksinasi dan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Hal itu untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.

BACA JUGA: Sejumlah Orang Keluhkan Sertifikat Vaksin yang Belum Tersedia di Aplikasi PeduliLindungi

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan masyarakat dengan vaksin dosis lengkap terbukti bisa mengurangi keparahan gejala risiko perawatan di rumah sakit dan potensi kematian.

Dia menegaskan terdapat hasil penelitian yang menyatakan bahwa orang yang sudah divaksin risiko tertular kembali menjadi lebih rendah, jumlah virus dalam tubuh lebih cepat turun, dan peluang terbentuknya varian baru lebih kecil.

BACA JUGA: Wijin Akui Penghasilannya Lebih Kecil dari Gisel, yang Bayar Makan Siapa?

"Tentu saja vaksin tidak dapat menjadi satu-satunya tameng kita. Vaksinasi, terutama jika hanya dosis pertama dan tidak dibarengi kepatuhan protokol kesehatan tidak dapat menjamin lonjakan kasus untuk tidak terjadi lagi," kata Wiku di akun Sekretariat Presiden di YouTube, Kamis (23/9).

Terkait hal ini, Wiku merujuk pada pengalaman negara-negara dengan cakupan tertinggi vaksinasi dosis pertama.

BACA JUGA: Antisipasi Kunjungan Wisman, LPEI Dukung Vaksinasi di Kawasan Pulau Samosir

Seperti Singapura 79 persen, Finlandia 73 persen, Inggris 71 persen, Jepang 66 persen, dan Amerika Serikat 63 persen.

Meski demikian, nyatanya lonjakan kasus masih dapat terjadi di negara-negara tersebut.

Wiku mencontohkan lonjakan kasus di Singapura terjadi karena kebijakan relaksasi dilakukan dengan berfokus pada penguatan 3T dan peningkatan cakupan vaksinasi.

Namun, kurang berfokus pada upaya pencegahan, yaitu protokol kesehatan di tempat-tempat umum seperti restoran dan tempat makan, di bandara, tempat karaoke, mal, hingga terminal bus.

Dengan begitu, klaster-klaster baru mulai bermunculan.

Lalu, di Finlandia peningkatan terjadi karena klaster tim sepak bola yang datang dari Rusia tanpa dilakukan tes skrining terlebih dahulu.

Selain itu, masyarakat di sana cenderung tidak merespons upaya tracing pemerintah. Akhirnya, hal itu menghambat pelacakan dan penanganan kasus sejak dini.

Sementara di Inggris dilakukan relaksasi aktivitas sosial-ekonomi dan utamanya pembukaan sekolah tatap muka.

Relaksasi ini dilakukan secara kurang berhati-hati dan kurang memperhatikan kesiapan seluruh unsur yang terlibat. Akibatnya, kasus Covid-19 meningkat.

Sama halnya, klaster di sekolah pun mulai bermunculan di Jepang. Terdapat juga klaster atau penambahan kasus Covid-19 yang berhubungan dengan kegiatan Olimpiade Tokyo 2021.

"Meskipun pembatasan yang ketat dalam Olympic Games, namun hal tersebut masih berpengaruh signifikan terhadap pola kegiatan sosial masyarakat di Jepang. Masyarakatnya cenderung berkerumun untuk menonton pertandingan bersama-sama di bar cafe maupun restoran," lanjut Wiku.

Untuk di Amerika Serikat, cakupan vaksinasi yang tinggi tidak dibarengi dengan pengawasan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang baik. Tidak wajibnya penggunaan masker di beberapa tempat umum saat aktivitas sosial-ekonomi sudah berjalan normal, menjadi salah satu penyebab.

Adanya lonjakan kasus di berbagai negara tersebut, kata dia, mengajarkan Indonesia agar tidak hanya bergantung pada tingginya cakupan vaksinasi saja untuk mencapai endemi Covid-19.

Dia menilai penting dipahami bahwa target vaksinasi saat pandemi untuk membentuk kekebalan komunitas.

Kekebalan komunitas baru dapat terbentuk dengan sempurna apabila seluruhnya telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Untuk itu jangan berpuas diri dan merasa aman hanya dengan vaksin, terutama jika vaksin dosis pertama.

Sebab, endemi dapat tercapai apabila peningkatan cakupan vaksinasi dibarengi dengan upaya kolektif lainnya.

Yaitu pengawasan protokol kesehatan kepatuhan seluruh masyarakat, kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan tes Covid-19 serta pelacakan kontak erat.

"Dengan mobilitas yang mulai meningkat serta aktivitas sosial-ekonomi yang sudah mulai kembali berjalan saat ini, maka saya ingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan sehingga kita tidak harus kembali belajar melalui lonjakan kasus," kata Wiku.(tan/jpnn)


Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler