jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 memproduksi kenaikan kasus corona akan menyebar keluar Jawa-Bali.
Satgas meminta seluruh elemen mewaspadai pada proporsi kasus nasional terjadi pergeseran ke provinsi-provinsi di luar wilayah Jawa-Bali itu.
BACA JUGA: Mawar AFI: Mohon Maaf Pak, Kamu Sekarang Suami Orang, Kok Ngajak Ketemuan Berduaan, sih?
Satgas juga mengkhawatirkan kenaikan kasus saat ini bisa berdampak pada peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit dan kematian pasien Covid-19.
"Perlu saya tekankan, saat ini kita perlu waspada secara menyeluruh sebab data menunjukkan telah terjadi pergeseran tren kasus ke provinsi luar Jawa-Bali," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito melalui BNPB di YouTube.
BACA JUGA: Waspada Bun, Ini Tanda Anak Anda Terserang Varian Omicron
Sebelumnya, proporsi kasus nasional sangat didominasi provinsi-provinsi dari Jawa-Bali dengan persentase 95,34 persen.
Namun, angka ini semakin menurun dan kontribusi dari provinsi luar Jawa Bali meningkat dari 3-4 persen hingga mencapai 24 persen dari total kasus nasional. Kenaikannya pun lebih cepat dan signifikan.
BACA JUGA: Mantan Suami Bawa Pengasuh Anak ke Rumah, Mawar AFI: 2 Minggu Pulang, Saya Ditalak
Melihat kembali pada Januari lalu, kasus mingguan di luar Jawa-Bali berkisar 600 kasus, sekarang angkanya meningkat tajam menjadi 95 ribu kasus.
Menurut Wiku, kenaikan kasus dari sepuluh provinsi luar Jawa-Bali naik 100-300 kali lipat.
Angka ini sangat tinggi jika dibandingkan pada awal Januari lalu berkisar 40 kasus saja.
Dari perbandingan data akhir Januari 2022 lalu dengan minggu terakhir ini, Sumatera Utara kenaikan kasus mingguan tertinggi dengan penambahan sebesar 12 ribu kasus dalam seminggu.
Disusul Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur bertambah 10 ribu kasus, Sumatera Selatan 6.600 kasus, Sulawesi Utara 5.800, Lampung 5.500, Papua 4.400, Riau dan Kalimantan Selatan 4.200 kasus, serta Sumatera Barat 3.400 kasus.
Meski tidak setinggi pada gelombang kasus akibat varian delta lalu, angka BOR dan kematian juga naik.
Angka kematian pada sembilan dari sepuluh provinsi tersebut, meningkat hingga 29 kali lipat, kecuali Papua.
Sebelumnya, provinsi-provinsi tersebut hampir tidak mencatatkan angka kematian atau sangat minim sekitar satu sampai lima kematian dalam seminggu.
Saat ini, Kalimantan Selatan dengan kenaikan angka kematian tertinggi, yaitu 29 orang meninggal dalam seminggu, diikuti Sulawesi Selatan 27 kematian, Sumatera Selatan 26 kematian, Lampung 25 kematian, dan Kalimantan Timur 19 kematian.
Sementara dari sisi BOR Isolasi RS rujukan, sepuluh provinsi mengalami tren kenaikan.
Di akhir Januari lalu, BOR di sepuluh rovinsi itu berkisar 2-5 persen, tetapi saat ini menjadi 20-40 persen.
Dari data per 20 Februari 2022, BOR pada tujuh dari sepuluh provinsi ini sudah melebihi 30 persen. Bahkan di Sumatera Selatan sudah mencapai 45 persen.
Disusul Sulawesi Utara 38 persen, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara 35 persen, Lampung 33 persen, Kalimantan Timur 33 persen, serta Kalimantan Selatan 31 persen.
Hanya Papua yang BOR-nya masih rendah, yaitu 19 persen.
Untuk itu, Wiku mendesak adanya penyesuaian strategi pengendalian.
Jika pada tiga minggu ke belakang penanganan difokuskan di Jawa-Bali, maka saat ini perlu juga memantau perkembangan dan mengevaluasi penanganan Covid-19 di provinsi luar Jawa - Bali.
"Seperti yang saya pernah sampaikan, setiap terjadi kenaikan kasus di Jawa Bali maka dalam dua sampai tiga minggu setelahnya akan disusul peningkatan di luar Jawa-Bali pula," jelas Wiku. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga