jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan sudah 193.909 tenaga kesehatan dan beberapa perwakilan menerima vaksinasi perdana.
Oleh karena itu, Satgas Covid-19 mengharapkan masyarakat percaya dengan manfaat vaksin.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, pihaknya telah melaksanakan program vaksinasi Covid-19 tahap II pada Rabu (27/1).
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Harap Perpanjangan PPKM Turunkan Kasus Aktif
Wiku bersama Presiden Jokowi sebagai penerima vaksin perdana, sejauh ini tidak mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Saya bersama presiden dan beberapa penerima vaksin perdana, telah menyelesaikan proses vaksinasi tanpa efek samping berarti apa pun hingga detik ini," kata Wiku memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (28/1).
"Oleh karena itu saya tekankan, untuk masyarakat tidak ragu mengikuti proses vaksinasi, karena peran satu orang sangat berarti membentuk kekebalan secara bertahap."
Dalam perkembangannya per 26 Januari 2021, program vaksinasi bertahap telah diterima oleh 193.909 orang tenaga kesehatan, termasuk beberapa perwakilan penerima vaksin perdana.
BACA JUGA: Sambil Bawa Kayu, VR Garap Pacar Orang di Pekarangan Rumah, Petugas Bergerak
Sejumlah kelompok masyarakat penerima vaksin perdana ialah mereka yang termasuk golongan rentan terpapar virus Covid-19 baik tenaga medis, pekerja kantoran hingga masyarakat yang harus beraktivitas di luar rumah karena alasan ekonomi.
Menerima vaksin, kata Wiku, bermanfaat bagi orang yang menerimanya.
Hal itu didasari pada hasil studi Center for Communicable Disease dari Harvard University yang menyatakan vaksinasi bermanfaat mengurangi kerentanan terinfeksi, pengembangan gejala penyakit yang parah, dan mencegah peluang penularan kepada orang lain.
Vaksinasi sebagai salah satu metode mengatasi pandemi adalah upaya yang harus dikuatkan demi mencapai tujuan utama yaitu kekebalan komunitas atau herd immunity.
BACA JUGA: Berita Duka Bagi Pencinta Mi Instan, Peracik Bumbu Indomie Meninggal Dunia
Kekebalan komunitas ini adalah kondisi di mana sebagian besar populasi akan menjadi imun atau kebal dari terpapar penyakit menular.
Dan kondisi ini secara tidak langsung atau memberi herd effect kepada yang tidak imun.
World Health Organization (WHO) pun menyatakan kekebalan komunitas dicapai melalui vaksinasi dan bukan dengan membiarkan penyakit menyebar secara tidak terkendali.
Penularan tanpa kendali dapat menyebabkan kematian, padahal penularan kasus dapat dicegah salah satunya dengan kekebalan komunitas.
Oleh karena itu, lanjut Wiku, dalam mencapai kekebalan komunitas, terdapat beberapa faktor yang berperan.
Yaitu tingkat penularan penyakit, efektivitas vaksin, kecepatan dalam mencapai ambang batas cakupan populasi yang harus divaksinasi dan lama imunitas bertahan.
"Khususnya terkait cakupan vaksinasi, ambang batas orang yang harus tervaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas berada di rentang. 60-70 persen dari total populasi di suatu wilayah," ungkapnya.
Meski demikian, perlu diketahui estimasi tersebut bersifat dinamis. Karena sangat bergantung pada laju infeksi suatu penyakit.
"Oleh karena itu, tercapainya kekebalan komunitas sangat bergantung pada semua. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan pencapaian kekebalan komunitas," imbuh Wiku. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga