Satgas Harap Nataru Menjadi Momentum Memasuki Status Endemi

Rabu, 24 November 2021 – 15:19 WIB
Wiku Adisasmito. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengharapkan tidak ada lonjakan kasus Corona pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Satgas juga mengharapkan pascanataru Indonesia bisa memasuki status endemi.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Patuhi Aturan Jelang Libur Nataru

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan Indonesia harus terus mempertahankan kondisi kasus yang terkendali di tengah lonjakan yang terjadi di berbagai negara di dunia.

Laju kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih cukup terkendali. Karena itu, Wiku menginginkan seharusnya bisa disikapi dengan hati-hati dan mulai menyusun rencana menuju tahapan perkembangan kasus yang lebih terkendali, yaitu status endemi.

BACA JUGA: Tanpa Pakaian di Badan, Hendri Diikat di Tiang Listrik, Astaga!

"Perlu menjadi perhatian, transisi menuju endemi dapat sewaktu-waktu terhambat akibat lonjakan kasus yang kembali terjadi," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (23/11).

Wiku juga menjelaskan ilmu epidemiologi agar masyarakat mudah memahami. Jika berdasarkan luas penularannya, dapat dibagi kondisi penularan suatu penyakit, termasuk Covid-19 menjadi tiga bagian.

BACA JUGA: Mobil Kepala Inspektorat OKU Timur Masuk Kebun Pisang, Kondisinya Mengenaskan

Pertama, ialah epidemi yang berarti kondisi peningkatan kasus yang cepat di wilayah tertentu.

Wiku mencontohkan penularan Covid-19 yang awalnya ditemukan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, China, dan terus menyebar sampai seluruh penjuru negeri tersebut.

Kedua, yaitu tahapan pandemi, di mana kondisi peningkatan jumlah kasus Covid-19 secara cepat dan bersamaan di seluruh dunia.

Contohnya penetapan pandemi Covid-19 pada 11 Maret 2020 hingga kini.

Kondisi kasus masih tergolong tinggi di beberapa negara bahkan merupakan lonjakan berulang setelah pelandaian. Seperti di Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Jerman.

Ketiga yaitu endemi, kondisi di mana kasus masih tetap ada di beberapa wilayah dengan jumlah kasus yang rendah dengan laju penularan yang stagnan.

"Tahapan epidemi menjadi pandemi Covid-19 telah banyak memberikan pelajaran bagi kita. Khususnya terkait pentingnya mencegah agar lonjakan kasus tidak lagi terjadi di kemudian hari," tegas Wiku.

Dia mengharapkan kerja sama berbagai elemen masyarakat untuk menyukseskan target pengendalian Covid-19 yang terkini.

Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan agar target menuju endemi dapat terealisasi.

Pertama, penetapan indikator endemi secara luas atau percakupan daerah dilakukan oleh pemerintah dan berkonsultasi dengan pakar.

Kedua, pemantauan kasus melalui surveilans kasus dan genomik Covid-19 secara konsisten.

Ketiga, terus menekan angka kasus berat dan kematian menjadi angka kesembuhan yang tinggi melalui upaya vaksinasi, perawatan serta pengobatan kasus yang berkualitas.

Keempat, menjaga laju penularan tetap dalam kondisi rendah dan terkendali melalui upaya testing dan tracing, penyesuaian aktivitas masyarakat yang aman dan produktif serta mobilitasnya.

"Kami berharap perkembangan kasus di Indonesia yang makin baik ini tetap bertahan. Bahkan pascaperiode nataru seringkali menimbulkan lonjakan kasus," lanjut Wiku.

Dia menginginkan momen nataru mendatang menjadi pembuktian Indonesia kepada dunia. Bahwa Indonesia mampu dengan baik mengantisipasi lonjakan kasus walau memasuki periode libur panjang.

"Saya pun meminta masyarakat Indonesia juga berempati untuk negara lain karena pandemi Covid-19 baru akan selesai apabila semua negara dapat mengendalikan kasus sehingga mendukung proses pemulihan ekonomi global," ungkapnya. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pawang Hujan Jokowi Saat ke Mandalika Melapor kepada Polisi, Ada Apa?


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler