Satgas Sebut Banyak Pelajaran Menghadapi Pandemi pada 2021

Selasa, 28 Desember 2021 – 21:36 WIB
Wiku Adisasmito. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan banyak pelajaran yang bisa dipetik dari cara Indonesia menghadapi pandemi sepanjang 2021.

Diawali dengan lonjakan pertama pada Januari, yang diikuti lonjakan kedua pada Juli lalu, hingga Desember saat ini kasus terkendali.

BACA JUGA: Tak Puas Begituan dengan R & PIS, Pengusaha di Jakarta Minta Remaja Putri

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan banyak pembelajaran yang bisa dipetik, untuk menghadapi masa depan.

Dengan pelajaran itu, Indonesia bisa terbebas dari pandemi dan mencapai endemi Covid-19 di 2022.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Lakukan Hal ini Agar Terhindar dari Omicron

"Sudah sepantasnya kita bersama-sama memetik pelajaran penanganan pandemi satu tahun ini, terutama sebagai pondasi dalam memantapkan langkah bersama menuju 2022 yang produktif aman Covid," ujar Wiku melalui akun BNPB di YouTube, Selasa (28/12).

Wiku menerangkan tahun ini terjadi dua kali lonjakan. Yang pertama dimulai pada akhir 2020 dan terus meningkat mencapai puncaknya pada 25 Januari 2021. Lonjakan ini berhasil diturunkan selama 15 minggu berturut-turut.

BACA JUGA: Mbak SS Sempat Begituan 4 Kali Sama Teman Prianya di Apartemen Surabaya, Ujungnya Pahit

Selanjutnya, lonjakan kedua puncaknya pada Juli. Penyebabnya, varian Delta yang diberi peluang menular akibat  tingginya mobilitas selama periode Idulfitri 2021.

Kasus melonjak signifikan hingga mencapai puncaknya sebesar 1200 persen dari titik terendah pada Mei, hanya dalam waktu sembilan minggu.

"Kebijakan peniadaan mudik saat itu, nyatanya tidak cukup menurunkan mobilitas penduduk," lanjutnya.

Meski demikian, kata dia, berkat usaha keras seluruh pihak khususnya peran aktif masyarakat, lonjakan kedua berhasil ditangani dan hingga saat kini telah turun selama 23 minggu berturut-turut.

Terlebih lagi, kasus diturunkan hampir 100 persen, yaitu 99,6 persen atau angka ini jauh lebih rendah dibanding penambahan kasus positif pada Januari lalu, bahkan lebih rendah dibanding periode sebelum lonjakan pertama.

"Artinya, jika kita bisa mencapai 100 persen penurunan dari puncak kasus tertinggi tersebut atau 0,4 persen lagi, maka tidak ada lagi penambahan kasus positif dan kita dapat bebas dari Covid-19," tegas Wiku. (tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler