jpnn.com - JAKARTA - Satgas Tinombala kembali menembak mati satu anggota kelompok Majelis Indonesia Timur (MIT) di Dusun Kuala Air Teh, Desa Salubanga, Sausu Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (10/11) 14.50 WITA.
Penembakan berawal saat Satgas Tinombala berpatroli di Desa Salubangan, pukul 13.00. Tiba-tiba saja, satgas melihat dua orang tidak dikenal membawa parang dan menggunakan topi koboi berwarna cokelat. Dua orang itu diduga mencari bahan makanan di kebun milik warga.
BACA JUGA: Jokowi Minta Brimob Terus Mengayomi
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, Satgas Tinombala langsung melakukan tembakan peringatan agar kedua orang tak dikenal itu menyerahkan diri. Namun, kedua orang itu berlari mengarah ke barat.
"Selanjutnya dilakukan pengejaran terhadap mereka. Mereka juga melempar bom lontong ke arah petugas. Petugas membalas dengan tembakan dan mengakibatkan satu orang meninggal di lokasi kejadian. Satu lagi kabur ke arah barat daya," kata Agus, Jumat (12/11).
Beberapa anggota satgas kemudian mengevakuasi jenazah. Sedangkan anggota lainnya mengejar satu anggota MIT yang masih hidup.
BACA JUGA: Papa Novanto Copot Jabatan Fadel Muhammad di Golkar
"Satgas Tinombala langsung mengevakuasi jenazah. Sejauh ini belum ada perkembangan terkait satu orang yang kabur itu," tutup Agus.
Dihubungi terpisah, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi mengatakan, jenazah baru dievakuasi dari Desa Salubanga, pada Jumat (11/11) pukul 00.45.
BACA JUGA: Ahok Sangat Yakin Indonesia Bisa Bertahan karena Dipelihara Tuhan
"Pukul 00.45 WITA jenazah tiba di Polsek Sausu Polres Parimo. Pukul 04.15 WITA, jenazah tiba di RS Bhayangkara Palu dan langsung diidentifikasi," ungkapnya.
Hasil identifikasi fisik menunjukkan jenazah itu merupakan anggota MIT bernama Suharyono alias Yono Sayur alias Pak Hiban. Rudy memerinci jenazah itu memiliki ciri-ciri fisik bermuka bulat, rambut keriting, dan dua tato gambar wanita di punggung dan satu tato di kaki.
"Kami juga sudah menunjukkan foto wajah dan tato ke pihak keluarga. Mereka meyakini itu adalah Suharyono," jelas Rudy.
Penanggung jawab Satgas Tinombala ini juga mengatakan, dengan meninggalnya Suharyono, maka anggota MIT yang tersisa tinggal sembilan orang. "Suharyono merupakan satu dari sepuluh DPO (buronan, red) kelompok Santoso yang tersisa," imbuhnya
Rudy menambahkan, dirinya pernah ditembak oleh Suharyono. Yakni saat Rudy masih menjadi Kapolres Poso.
"Dia adalah pengendara motor yang memboncengkan pelaku penembakan pada saya dulu," tandas dia.
Dari jasad Suharyono, Satgas Tinombala menyita sejumlah barang bukti. Antara lain tiga buah bom lontong, gergaji, baju loreng, serta dua lembar KTP atas nama Habib Zakaria dan Abdul Majid.(mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Coba Simak Apa Kata Buya Syafii Maarif soal Kasus Ahok
Redaktur : Tim Redaksi