Satgas Ungkap Gap Kasus Covid-19 yang Tinggi di 6 Provinsi Ini, Sungguh Berbahaya!

Selasa, 22 Juni 2021 – 23:11 WIB
Ilustrasi Covid-19. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan ada gap yang tinggi antara penambahan kasus Corona dengan angka kesembuhan di sejumlah provinsi.

Hal ini berdampak langsung pada kondisi nasional. Juru Bicara Satgas Prof Wiku Adisasmito mengatakan tingginya kasus positif dibandingkan angka kesembuhan mingguan perlu mendapatkan perhatian.

“Angka kesembuhan yang lebih rendah dibandingkan kasus positif perlu menjadi target utama perbaikan penanganan Covid-19,” kata Wiku dalam siaran pers, Selasa (22/6).

Selama lima minggu terakhir, kasus baru selalu lebih tinggi dibandingkan dengan angka kesembuhan, dengan puncak selisih 17.391 kasus pekan ini.

Satgas menyatakan kasus penularan Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Jumlah itu mencapai rekor kenaikan kasus harian tertinggi selama pandemi, di mana pada 21 Juni terdapat 14.536 kasus.

Selanjutnya, berdasarkan data per 20 Juni 2021, terdapat enam provinsi yang memiliki gap paling besar antara kasus positif covid-19 dengan angka kesembuhan.

Keenam provinsi itu berasal dari Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta (selisih 13.032 kasus), Jawa Tengah (selisih 7.171 kasus), Jawa Barat (selisih 6.670 kasus), Jawa Timur (selisih 2.239 kasus), DI Yogyakarta (selisih 2.131 kasus), dan Banten (selisih 878 kasus).

Selain tingginya gap antara kasus positif dengan angka kesembuhan, Satgas juga menyoroti enam provinsi yang memiliki kasus aktif tertinggi.

BACA JUGA: Pemilik Restoran ini Sungguh Berani Tolak Ganjar yang Akan Makan di Tempatnya

Daerah itu ialah Jawa Barat (29.784 kasus aktif), DKI Jakarta (11.411 kasus aktif), Jawa Tengah (10.050 kasus aktif), Papua (8.799 kasus aktif), Riau (6.291 kasus aktif), dan Kepulauan Riau (3.431 kasus aktif).

Wiku meminta kepada seluruh provinsi tersebut untuk segera memperbaiki kondisi Covid-19 di wilayahnya melalui evaluasi kebijakan yang diterapkan terkait kegiatan masyarakat.

Wiku mengharapkan pemangku kepentingan peduli terhadap kapasitas kantor, pusat perbelanjaan, restoran, tempat wisata, serta fasilitas umum lainnya yang berpotensi menjadi titik penularan Covid-19.

Wiku juga meminta daerah untuk meningkatkan kualitas penanganan pasien Covid-19 di fasilitas rujukan.

Dengan tingginya kasus pada saat ini, berdasarkan rekomendasi dari lima organisasi profesi kedokteran (Perdatin, PDPI, PAPDI, IDAI, dan PERKI) bahwa strategi yang harus dilakukan adalah dengan menerapkan “early over treatment”.

Dalam strategi itu disampaikan pasien rumah sakit yang sudah mengalami perbaikan gejala bisa segera dirujuk untuk melanjutkan isolasi mandiri di rumah.

BACA JUGA: Covid-19 Mengganas, Federasi Guru Desak Sekolah Tatap Muka Ditunda

Hal itu dinilai bisa menjaga kapasitas rumah sakit menjadi lebih besar dan mampu menampung pasien dengan gejala sedang-berat lainnya.

“Selain itu, dapat juga dilakukan konversi tempat tidur rumah sakit, atau menyediakan fasilitas isolasi terpusat di masing-masing wilayah agar beban dapat terbagi dan rumah sakit tidak
kewalahan menangani pasien," kata Wiku.

Menurut Wiku, apabila seluruh provinsi-provinsi itu mampu menurunkan penambahan kasus positif dan meningkatkan kesembuhan, maka dapat mendongkrak angka kesembuhan di tingkat nasional pula. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA JUGA: Perempuan Ini Curhat kepada Pak Ganjar, Positif Covid-19 Setelah Dilamar Kekasih


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler