BALIKPAPAN- Satpol PP di Balikpapan ngamuk kepada anak-anak berpenampilan ala punk. Mereka mengerahkan puluhan personelnya untuk menggeberek gerombolan anak punk, Selasa (8/1) pagi kemarin. Satpol PP melakukan penyisiran di kawasan jl Beler Kelurahan Damai yang menjadi tempat nongkrong para anak punk tersebut.
Senin (7/1) lalu beberapa anggota Satpol PP mendapat ancaman dari kelompok punk. Bahkan mereka diancam menggunakan parang. "Setelah diancam menggunakan parang, kami bertekad melakukan kegiatan penertiban anak punk. Setelah anggota terkumpul kita langsung meluncur ke tempat anak punk yang mangkal di Dam yang selalu memeresahkan warga,” ujar Kasi Ops Pol PP Subardiyono didampingi Danru Selatan Suprapto, Selasa (8/1) kemarin.
Beberapa pemuda berdandan nyeleneh itu berhsil diamankan. Di lampu merah Balikpapan Permai ditangkap satu orang. Selain itu, di sebuah rumah kumuh, petugas juga berhasil menangkap tujuh anak punk. Bahkan diantara mereka ada yang ditemukan bersembunyi di plapon rumah. "Mereka ketakutan," kata seorang petugas.
Ternyata tak jauh dari rumah tersebut, petugas mengamankan tiga perempuan yang juga berpenampilan ala punk. Mereka adalah Indah (22), Brili (14) dan Fitri (15). Indah mengaku sudah memiliki suami. Kini, petugas pun mendalami apakah mereka melakukan hubungan tanpa ikatan nikah alias kumpul kebo.
Namun saat ditanya apakah mereka memiliki hubungan dengan pemuda-pemuda punk yang lainnya, tiga perempuan itu kompak menjawab bahwa mereka sudah bersuami.
Selanjutnya, mereka digelandang ke kantor Satpol PP.
“Dari beberapa tempat, kita amankan sekitar sepuluh anak punk, laki-laki dan perempuan. Kami langsung bawa kekantor Satpol PP untuk diintrogasi,” lanjut Suprapto.
Untuk menimbulkan efek jera, mereka disuruh berjalan jongkok menuju kantor Satpol PP. Selanjutnya, tujuh laki-laki yang semuanya bertato, digunduli. Rambut jabrik khas punk yang menjadi kebanggannya, dipangkas habis.
Keseluruhan anak punk tersebut berasal dari luar daerah, mereka mengaku bekerja sebagai kuli bangunan dan bekerja di penjual buah. Bahkan saat dicecar siapa yang telah mengancam petugas menggunakan parang, mereka tidak ada yang mengaku.
Lucunya, saat tiga perempuan diminta menghubungi suami masing mereka pun gugup. Mereka berkilah suaminya sedang bekerja.
Selanjutnya seluruh anak punk tersebut akan didata dari mana asalnya, seluruh anak punk tersebut akan dipanggil orangtuannya dan akan dikirim ke rumah singgah Depnakersos yang berada di jalan MT Haryono di bawah RSKD.
Di Depnakersos nantinya akan diberikan semacam pembinaan keterampilan untuk bekerja bisa bekerja seperti menjahit, sablon dan berbagai macam lainnya. (bp-9/mas/jpnn)
Senin (7/1) lalu beberapa anggota Satpol PP mendapat ancaman dari kelompok punk. Bahkan mereka diancam menggunakan parang. "Setelah diancam menggunakan parang, kami bertekad melakukan kegiatan penertiban anak punk. Setelah anggota terkumpul kita langsung meluncur ke tempat anak punk yang mangkal di Dam yang selalu memeresahkan warga,” ujar Kasi Ops Pol PP Subardiyono didampingi Danru Selatan Suprapto, Selasa (8/1) kemarin.
Beberapa pemuda berdandan nyeleneh itu berhsil diamankan. Di lampu merah Balikpapan Permai ditangkap satu orang. Selain itu, di sebuah rumah kumuh, petugas juga berhasil menangkap tujuh anak punk. Bahkan diantara mereka ada yang ditemukan bersembunyi di plapon rumah. "Mereka ketakutan," kata seorang petugas.
Ternyata tak jauh dari rumah tersebut, petugas mengamankan tiga perempuan yang juga berpenampilan ala punk. Mereka adalah Indah (22), Brili (14) dan Fitri (15). Indah mengaku sudah memiliki suami. Kini, petugas pun mendalami apakah mereka melakukan hubungan tanpa ikatan nikah alias kumpul kebo.
Namun saat ditanya apakah mereka memiliki hubungan dengan pemuda-pemuda punk yang lainnya, tiga perempuan itu kompak menjawab bahwa mereka sudah bersuami.
Selanjutnya, mereka digelandang ke kantor Satpol PP.
“Dari beberapa tempat, kita amankan sekitar sepuluh anak punk, laki-laki dan perempuan. Kami langsung bawa kekantor Satpol PP untuk diintrogasi,” lanjut Suprapto.
Untuk menimbulkan efek jera, mereka disuruh berjalan jongkok menuju kantor Satpol PP. Selanjutnya, tujuh laki-laki yang semuanya bertato, digunduli. Rambut jabrik khas punk yang menjadi kebanggannya, dipangkas habis.
Keseluruhan anak punk tersebut berasal dari luar daerah, mereka mengaku bekerja sebagai kuli bangunan dan bekerja di penjual buah. Bahkan saat dicecar siapa yang telah mengancam petugas menggunakan parang, mereka tidak ada yang mengaku.
Lucunya, saat tiga perempuan diminta menghubungi suami masing mereka pun gugup. Mereka berkilah suaminya sedang bekerja.
Selanjutnya seluruh anak punk tersebut akan didata dari mana asalnya, seluruh anak punk tersebut akan dipanggil orangtuannya dan akan dikirim ke rumah singgah Depnakersos yang berada di jalan MT Haryono di bawah RSKD.
Di Depnakersos nantinya akan diberikan semacam pembinaan keterampilan untuk bekerja bisa bekerja seperti menjahit, sablon dan berbagai macam lainnya. (bp-9/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Anggota DPRD Hamili Pembantu
Redaktur : Tim Redaksi