Satu Jam, Bogor Kirim Sejuta Air ke Jakarta

Kamis, 22 November 2012 – 10:30 WIB
BOGOR-Hujan deras di Bogor kemarin membuat debit air Ciliwung naik. Bendung Katulampa mencatat, ketinggian air mencapai 100 cm atau berstatus sianga III pada pukul 17:10 sore.

Debit air Ciliwung membawa sekitar 138 kiloliter per detik, kemudian bertambah menjadi dua kali lipat saat melintasi Kota dan Kabupaten Bogor karena guyuran hujan. Diperkirakan peningkatannya menjadi sekitar 280 kiloliter per detik saat sampai di Pintu Air Depok.

Arus deras dengan debit 280 kiloliter per detik itu berlangsung sekitar 1 jam atau 3.600 detik, sehingga kiriman air ke Jakarta mencapai 1.000.800 kiloliter. Setelah mengalir selama 12 jam, gelombang sungai Ciliwung itu menyapa warga Ibukota Kamis (22/11) hari ini, sekitar pukul 05.00 dini hari. Itu meningkat sekitar lima kali lipat dari kondisi normal yang mengirim sekitar 216 ribu kiloliter per jam dengan ketinggian air di Bendung Katulampa sekitar 20 centimeter.

"Status Siaga III bertahan hingga pukul 18.10 petang. Setelah satu jam mulai turun lagi, karena hujan di kawasan Puncak mereda. Tapi, wilayah Bogor masih hujan, sehingga peningkatan debit air akan terjadi sekitar dua kali lipat," kata Andi Sudirman, Koordinator Penjaga Bendung Katulampa kepada Radar Bogor, kemarin.

Akibat tingginya debit air dari wilayah Bogor, lanjut Andi, ketinggian air di Pintu Air Depok meningkat hingga 280 centimeter. "Peringatan ke Jakarta sudah disampaikan, karena limpahan air itu akan sampai di pintu air Manggarai besok (hari ini) dini hari," terangnya.

Andi mengatakan, tren peningkatan ketinggian air kini sulit diprediksi, sebab siklus lima tahunan sudah tidak berlaku lagi. "Dulu siklusnya lima tahunan, terakhir pada 2007. Setelah itu, setiap tahun trennya seperti ini. Puncaknya terjadi pada Januari dan Februari tahun depan. Tahun lalu saja mencapai status Siaga I dengan ketinggian 250 centimeter," tuturnya.

Menurut Andi, perubahan siklus lima tahunan terjadi akibat pengalihan fungsi lahan di kawasan hulu. Bila kawasan hilir seperti Depok dan Jakarta tidak siap menyambut gelombang sungai Ciliwung, maka bencana banjir tak terhindarkan. "Jadi, kewaspadaan masyarakat harus tetap dijaga,"  tandasnya. (abe/sdk/cr2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Penggusuran, Tapi Tak Mau Dipermainkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler