jpnn.com, WASHINGTON - Sudan resmi menjadi negara Arab ketiga, setelah Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang mengesampingkan permusuhan dengan Israel dalam dua bulan terakhir.
Israel dan Sudan menormalisasi hubungan melalui kesepakatan yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
BACA JUGA: Negara-Negara Arab Mulai Jalin Hubungan dengan Israel, Bagaimana Sikap Indonesia?
Trump mengonfirmasi kesepakatan tersebut melalui panggilan telepon bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok serta Ketua Dewan Transisi Abdel Fattah al-Burhan, Jumat (24/10).
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Trump mengambil langkah untuk menghapus Sudan dari daftar negara yang mempromosikan teroris milik pemerintah AS.
BACA JUGA: Liga Arab Tolak Mentah-Mentah Permintaan Palestina, Israel Bisa Bernapas Lega
Menurut sumber Reuters di Pemerintah AS, Trump menandatangani sebuah dokumen di pesawat kepresidenan Air Force One pada Kamis (23/10) malam untuk menginformasikan kepada Kongres terkait rencananya untuk menghapus Sudan dari daftar tersebut.
"Para pemimpin sepakat menormalisasi hubungan antara Sudan dan Israel serta mengakhiri sikap permusuhan antar kedua negara," menurut pernyataan bersama, yang dirilis oleh tiga negara tersebut.
BACA JUGA: Mengaku Dukung Palestina, Arab Saudi Tetap Fasilitasi Hubungan Intim Israel-UEA
Kesepakatan itu dinegosiasikan di pihak AS oleh penasihat senior Trump, Jared Kushner, utusan Timur Tengah Avi Berkowitz, penasihat keamanan nasional Robert O'Brien, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan juga pejabat keamanan nasional Miguel Correa.
"Ini jelas sebuah terobosan yang luar biasa," kata Kushner kepada Reuters.
"Ini jelas akan menciptakan terobosan besar perdamaian antara Israel dan Sudan. Membuat kesepakatan damai tidaklah semudah yang kami lakukan saat ini. Itu sangat sulit dilakukan," lanjutnya.
Upacara peresmian kesepakatan diperkirakan akan diadakan di Gedung Putih dalam beberapa pekan mendatang. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil