Satu Lagi Pernyataan Penting Gamawan Fauzi untuk Uni Puan

Rabu, 09 September 2020 – 16:04 WIB
Gamawan Fauzi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi menyampaikan satu hal penting yang belum pernah disinggung terkait pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani 'Semoga Sumbar menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila'.

Hal ini diungkapkan Gamawan dalam program ILC Sumbar Belum Pancasilais yang ditayangkan Tv One, Selasa (8/9) malam.

BACA JUGA: Soal Pernyataan Puan, UAS: Siapa yang Berbicara, Dia Sedang Menunjukkan Isi Kepalanya

"Ada satu hal lagi yang barangkali belum disinggung-singgung, ketika Bung Karno dan Bung Hatta ditawan di Jogja," ucap tokoh Minang yang bergelar Datuk Rajo Nan Sati itu.

"Ketika Jogja itu menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia, lalu Bung Karno dan Bung Hatta ditawan. Siapa yang peduli tentang Republik ini? Saya kira orang Minang," sambung Menteri Dalam Negeri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. 

BACA JUGA: Bahagia Salsha Sudah Putus dari Lutfi Agizal, Iis Dahlia: Anak Gue mah Enggak Bisa Bohong

Ketika Bung Karno dan Bung Hatta ditawan, lanjut Gamawan, orang Minang langsung menyatakan bahwa Indonesia ini masih ada.

Itulah yang disebut dengan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia). Diketahui, PDRI atau Kabinet Darurat yang berlangsung pada 22 Desember 1948 - 13 Juli 1949, diipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara.

BACA JUGA: Begini Cara Ustaz Abdul Somad Menyampaikan Pandangan soal Ucapan Puan Maharani

Gamawan mengaku tidak ingin berpanjang lebar menceritakan soal PDRI itu. Namun dia hanya ingin menggambarkan bagaimana peristiwa itu menyelamatkan Indonesia masa itu.

"Di mana kejadiannya? Ya di Sumatera Barat, di Minangkabau. Ketika orang diam bung Karno dan Bung Hatta ditawan, tanpa adanya perintah dari Bung Karno atau Bung Hatta sampai kepada tokoh-tokoh Minang di Sumbar, itu dengan spontan orang Minang mengatakan Indonesia masih ada. Di situlah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia itu muncul," tutur mantan Bupati Solok ini.

Sejarah itu menurut Gamawan, menunjukkan bahwa bagi orang Minangkabau atau Sumbar secara umum tidak perlu lagi disebut masalah NKRI harga mati maupun Pancasila.

"Orang Minang, kalau saya mengatakan, bila Allah menakdirkan Republik ini bubar, NKRI bubar, maka Provinsi Sumatera Barat saya kira provinsi yang terakhir keluar dari Republik ini. Begitu kecintaannya Sumatera Barat terhadap Republik Indonesia," pungkas Gamawan.(fat/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler