jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam waktu dekat akan melakukan pemetaan potensi konflik di Pilkada 2018 yang digelar serentak di 171 daerah. Hal ini penting karena pesta demokrasi tersebut beraroma pemilu dan pilpres 2019.
Saat diitemui di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/11), Tjahjo menyampaikan pemetaan akan dilakukan bersama-sama dengan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto dan jajarannya.
BACA JUGA: Golkar Usung Daniel, PPP Tetap Jagokan Uu
"(Potensi konflik) lagi mau saya bahas ke Kemenkopolhukam. Panjang, macam-macam. Pemetaannya segini lho, potensi-potensi," kata Tjahjo menggambarkan potensi konflik Pilkada Serentak 2018.
Namun demikian pihaknya optimistis Pilkada Serentak 2018 akan berjalan baik, karena KPU, Bawaslu, Kepolisian, BIN, TNI sanggup mengamankan seperti yang sudah-sudah.
BACA JUGA: Jelang Pilkada 2018, Polda Kalbar Diminta Adil
"Memang ada satu-dua yang bermasalah, tapi gak apa. Ini menarik karena Pilkada Serentak tahun depan itu ada 171 yang beraroma Pileg dan Pilpres, sehingga masing-masing instansi terkait memetakan secermat mungkin," jelas dia.
Ketika ditanya daerah mana saja yang dianggap rawan, mantan sekjen DPP PDI Perjuangan ini menilai hanya perlu fokus ke Papua. Utamanya melakukan sosialisasi yang lebih masif terkait aturan-aturan Pilkada.
BACA JUGA: BBA: Banyumas, Penentu Suara Banteng di Pilpres 2019
"Daerah lain, saya rasa, nggak ada masalah meski Jawa itu padat penduduk, Sumsel juga. Konsentrasi di Papua saja. Itu sosialisasi, jangan sampai yang kalah tidak menerima putusan MK. Mereka kan tidak paham, tahapan-tahapan hukum harus dipahami," tambah Tjahjo. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati Kunjungi PDIP Banten, Ini Pesannya ke Kader Banteng
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam