Satu Terduga Teroris Ditangkap di Sindue

Diduga Terkait Jaringan Kelompok Bersenjata di Poso

Minggu, 23 Desember 2012 – 07:08 WIB
PALU – Perburuan terhadap kelompok teror terus dilakukan hingga ke berbagai pelosok Sulawesi Tengah. Terbukti, satu lagi terduga teroris yang diamankan di Desa Tibo, Kecamatan Tambusabora, Kabupaten Donggala, oleh pihak kepolisian.

Dikonfirmasi Sabtu kemarin (22/12), Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno membenarkan penangkapan terhadap satu terduga teroris. Pelaku berinisial MH alias DN, diamankan dari rumah salah seorang warga di Desa Tibo pada Jumat malam (21/22). “Dia ditangkap Jumat malam tanpa perlawanan,” terang Kabid Humas.

Masyarakat sekitar di Desa Tibo dalam penangkapan MH, sangat berperan. Sebab, menurut Soemarno, masyarakat setempat yang menginformasikan bahwa ada pendatang, yang dicurigai telah tiga hari berada di Desa Tibo, namun tidak melapor ke kepada perangkat desa. “Selanjutnya setelah menerima informasi dari masyarakat, anggota Pos di Desa Tibo, mengkroscek kebenaran informasi tersebut,” jelas Soemarno.

Masih menurut dia, setelah dikroscek, ternyata memang benar pendatang tersebut warga baru di Desa Tibo. Aparat kepolisian yang dipimpin Kanit Intelkam Polsek Sindue, kemudian membawa MH ke kantor Polsek Sindue. “Dari hasil interogasi petugas, ternyata warga tersebut berasa dari Desa Tambarana, dan diduga sebagai pelarian dari sana,” katanya.

MH diduga kuat merupakan anggota dari kelompok teror yang dipimpin oleh Santoso. Santoso saat ini menjadi DPO kepolisian. Dia diduga masih terkait dengan jaringan pelaku penembakan aparat kepolisian di Kabupaten Poso.

Setelah diamankan sementara di Mapolsek Sindue, MH langsung digiring aparat kepolisian ke Mapolda Sulteng untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara dari Poso dilaporkan, MH alias DN ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Yang bersangkutan diketahui warga Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Dia ditangkap setelah sekitar dua pekan menjadi buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi pada kasus baku tembak polisi Vs sipil bersenjata di pegunungan Koroncopu Desa Tambarana.

"Benar. Berdasarkan foto dan informasi yang disesuaikan, yang ditangkap di Kabupaten Donggala adalah orang yang kita cari," jelas Kapolres Poso, AKBP Eko Santoso, kemarin. Kini MH alias DN dalam pemeriksaan intensif Densus 88.

Oleh polisi, dia dijadikan target penangkapan karena diketahui sebagai pemilik kebun sekaligus pondok yang dijadikan lokasi baku tembak polisi Vs kelompok sipil bersenjata di gunung Koroncopu Tambarana Kamis dua pekan silam. Pasca kontak tembak tanpa korban jiwa itu, polisi menemukan barang bukti dua senpi organik laras pendek (pistol_ jenis revorver dan FN beserta ribuan butir amunisi berbagai jenis dalam pondok).

Saat itu, polisi juga mengamankan SLHN di tempat terpisah. "Kami (polisi) optimis bisa menggali banyak informasi dari MH alias DN," kata kapolres.

Meski belum memastikan ada tidak keterlibatan MH alias DN pada aksi penyerangan yang menewaskan tiga anggota Brimob, namun MH alias DN diyakini bisa menjadi pintu masuk untuk membongkar jaringan kelompok sipil bersenjata di Poso. Termasuk keberadaan dan posisi persembunyian kelompok tersebut.  Sebelumnya, polisi juga telah mengamankan 14 warga

pasca penembakan Patroli Brimob yang menewaskan tiga personel Brimob dan tiga lainnya mengalami luka berat. Kejadian penembakan Kamis lalu (20/12) yang diduga dilakukan sekitar sembilan pelaku.

Untuk memburu pelaku, upaya pengejaran terus dilakukan oleh aparat gabungan, yang juga dibantu pihak TNI. Kapolres Poso didampingi Kaban Pol PP Pemkab Poso Haris Renggah SE, di Tambarana Jumat lalu (21/12) mengatakan, untuk menangkap pelaku penyerangan maut Brimob, pasukan gabungan diterjunkan sekitar 200 personel.

Pasukan gabungan Brimob Kelapa Dua Jakarta dan Brimobda Sulteng itu, tengah melakukan penyisiran di wilayah gunung Taswinuni Desa Kalora dan pegunungan Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara.

Dua gunung bersambung itu diduga sebagai tempat pelarian kelompok sipil bersenjata pasca mereka menembak mati Briptu Ruslan, Briptu I Wayan Putu, dan Briptu Winarto. "Sebenarnya bukan hanya pengejaran saja, melainkan penyisiran," jelas kapolres. "Disisir karena sedang dicari. Kan pelakunya belum jelas kelihatan," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, pasca peristiwa penyergapan oleh kelompok sipil bersenjata yang menewaskan tiga personel Brimob tersebut, polisi mengamankan 14 orang warga dari dua desa, Kalora dan Tambarana.

Ke-14 warga yang diamankan tersebut adalah  SAF (48) warga Desa Kalora, JK (35) warga Kalora, SKT (45) warga Kalora, ZKF (45) warga Kalora, SMD (32) warga Desa Tambarana, SN alias T (40) warga Tambarana.

Kemudian SRT alias IP (42) warga Tambarana, SLH alias IN (40) warga Kalora, IQ alias ML (20) warga Tambarana, SYT alias PR (30) warga Tambarana, SM alias S (39) warga Tambarana, SF (49 warga Tambarana, SWT (31) warga Tambarana, GN (43) warga Tambarana dan SMJ (36) yang juga warga Tambarana.

Menurut kapolres, belasan warga yang diamankan polisi diduga mengenal dan mengetahui para pelaku penyerang Brimob. "Semua yang diamankan masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Poso," kata bekas Kapolres Banggai Kepulauan ini.

Pascaperistiwa maut itu, situasi keamanan Poso tetap kondusif. Termasuk di wilayah Kalora dan Tambarana, Poso Pesisir Utara, masih aman. Aktivitas masyarakat berjalan normal. Tak terkecuali aktivitas perkebunan warga di Desa Kalora dan Tambarana.

"Petani tetap bekerja di kebun. Hanya saja mereka harus melapor dulu ke pos polisi jika hendak berangkat ke kebun," tutur Kapolres Eko. (agg/bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tabrakan di Cipularang, Tujuh Nyawa Melayang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler