jpnn.com, RIYADH - Kebijakan pemerintah Arab Saudi terhadap aktivis perempuan kembali jadi sorotan. Setelah berseteru dengan Kanada karena penahanan Samar Badawi, kini Negeri Petrodolar itu sedang ancang-ancang mengeksekusi aktivis perempuan yang lain.
Namanya Israa Al Ghomgham. Dia terancam hukuman mati karena memperjuangkan hak kaum Syiah bersama sang suami.
BACA JUGA: Festival Kebudayaan Kerajaan Arab Saudi Hadir di Saudi House
Menurut BBC, jaksa pemerintah Saudi sedang mencari cara untuk menjatuhkan hukuman mati kepada lima aktivis. Salah satunya, Ghomgham. Rencana tersebut jelas membuat Human Rights Watch (HRW) berang.
’’Mereka hendak mengeksekusi mati aktivis seperti Ghomgham. Padahal, mereka tidak melakukan kekerasan apa pun. Sangat menakutkan,’’ ujar Direktur Timur Tengah HRW Sarah Leah Whitson kepada The Guardian.
BACA JUGA: Saudi Ogah Beri Visa ke Jemaah Haji Qatar
Ghomgham sendiri merupakan aktivis yang ikut demo serta mendokumentasikan aksi di wilayah Qatif. Dia ditangkap pada Desember 2015 bersama suaminya, Moussa Al Hashem.
Sejak saat itu, mereka ditahan sambil menjalani proses hukum. Jaksa menuntut mereka dipancung karena aksi mereka dalam unjuk rasa dianggap membahayakan pemerintah.
BACA JUGA: Musuh Arab Saudi Siap Selamatkan Turki dari Krisis
Lembaga-lembaga HAM Saudi pun resah. Pasalnya, selain Ghomgham, masih ada banyak aktivis perempuan yang meringkuk di tahanan pemerintah.
Mereka khawatir Ghomgham hanya akan menjadi aktivis perempuan pertama yang dipancung. Artinya, hukuman tersebut akan diterapkan juga kepada para aktivis perempuan yang lain.
Keresahan itu ditambah lagi sikap pemerintah Saudi yang tidak berpihak kepada para aktivis tersebut. Harapan bertumpu pada Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud yang sedang getol mereformasi aturan kaku di sana.
’’Kalau Pangeran serius melakukan reformasi, dia seharusnya segera turun untuk menangani aktivis yang ditahan dengan tak adil,’’ ungkap Whitson. (bil/c22/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puncak Haji Dua Pekan Lagi, Jemaah Diminta Hemat Energi
Redaktur & Reporter : Adil