Sumber kedutaan Arab Saudi di London mengatakan ada tiga cabor yang akan diikuti kontingen perempuan Saudi. Yakni berkuda, atletik, dan angkat besi. "Kalau memang lolos kualifikasi, otoritas olimpiade tentu akan mengijinkan mereka berkompetisi," kata sumber tersebut seperti dilansir Associated Press.
Namun begitu, komite olimpiade internasional (IOC) belum seratus persen yakin dengan jaminan tersebut. Sebab secara resmi, negeri muslim ultrakonservatif tersebut masih tarik ulur mengenai pengiriman atlet putrinya.
"Kami sedang berbicara dengan Komite Olimpiade Saudi. Tanggapannya sangat positif. Kami juga berharap hasilnya juga akan sangat positif," kata statement resmi IOC, Rabu (11/7).
Presiden IOC Jacques Rogge menegaskan pihaknya yakin Saudi akan mengirimkan atlet putrinya. Namun diak tidak bisa menjamin penuh. Walau begitu, Rogge berjanji akan bekerja keras melunakkan sikap keras Saudi itu.
Di sisi lain, tekanan kepada Saudi semakin keras. Salah satu yang paling keras bersuara adalah aktivis Human Rights Watch (HRW). Dalam pernyataannya di koran Saudi Al Shaqr Al Awat, aktivis menegaskan Saudi telah memancung semangat kebebasan.
"Masalah bukan berasal dari Saudi yang tidak bisa menemukan atlet perempuan. Namun karena kebijakan diskriminatis mereka membuat tidak adanya perempuan yang berpartisipasi di Olimpiade," ucap Minky Worden, direktur permasalahan global HRW.
Kalau tidak ada atlet perempuan, Saudi hanya akan mengirimkan 12 atlet di lima cabang olahraga. Antara lain Atletik, Judo, Angakat Besi, Berkuda, dan menembak.
Sepanjang sejarah Olimpiade, selain Saudi hanya Qatar dan Brunei Darussalam yang tidak pernah mengirimkan atlet perempuan ke Olimpiade. (nur/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Del Piero Hampir Berlabuh Ke Thailand
Redaktur : Tim Redaksi