jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh menyebutkan harga jual tandan buah segar (TBS) sawit di wilayah Aceh menyentuh angka Rp 2.400 per kilogram.
Harga TBS Sawit moncer setelah larangan ekspor minyak sawit mentah atau (CPO) dicabut.
BACA JUGA: Larangan Ekspor CPO Berhenti, Harga TBS Sawit Meroket
“Harga di wilayah timur utara Aceh itu paling tinggi Rp 2.400 per kilogram, seperti di Aceh Utara,” kata Sekretaris Umum DPW Apkasindo Aceh Fadhli Ali di Banda Aceh, Sabtu (28/5).
Fadhli menjelaskan secara umum di lintas timur utara Aceh, kisaran harga TBS sawit sudah di atas Rp 2.000 per kilogram.
BACA JUGA: Inovasi Minyak Sawit Harus Dilakukan Saat Kebutuhan Pangan Meningkat
"Paling murah Rp 2.100 per kilogram di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS)," ujar Fadhli.
Kendati demikian, tidak semua kabupaten/kota di provinsi paling barat Indonesia itu memiliki harga TBS sawit di atas Rp 2.000 per kilogram.
BACA JUGA: Luhut Binsar Bakal Bikin Gebrakan, Tak Ada Ampun, Perusahaan Sawit Siap-Siap Saja!
“Di Aceh Selatan harga TBS sawit Rp 1.900 per kilogram, di Nagan Raya juga di bawah Rp 2.000 per kilogram. Hanya Aceh Singkil dan Subulussalam yang di atas Rp 2.000 per kilogram, paling tinggi Rp 2.100 per kilogram,” kata Fadhli.
Fadhli mengatakan harga TBS sempat anjlok mencapai Rp 1.000 per kilogram saat larangan ekspor itu. Namun, kini harga TBS sawit mulai perlahan naik seiring dibuka kembali kran ekspor minyak goreng dan CPO.
“Kita lihat minggu depan ini tren perkembangan harga TBS akan makin naik. Memang harusnya harga ini sudah harus naik karena kran ekspor CPO sudah dibuka kembali,” katanya.
Beberapa pemerintah provinsi lain di Sumatera sudah menetapkan harga TBS di atas Rp 3.000 per kilogram, dengan harapan Aceh juga akan mengikutinya.
“Harga CPO akan terus dalam tren naik. Karena itu harapan kita pihak PKS membeli TBS milik petani dengan harga yang lebih baik,” ucap Fadhli. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul