Sawit Terus Disudutkan, Misbakhun Ajak Warganet Lakukan Perlawanan

Rabu, 18 September 2019 – 11:22 WIB
Sawit. Foto : Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mendorong warganet yang menjadi pegiat media sosial (medsos) aktif melawan kampanye negatif tentang kelapa sawit. Menurutnya, kampanye negatif tentang kelapa sawit merupakan bagian dari perang dagang untuk menggerus komoditas yang telah terbukti menjadi penyumbang devisa negara dari sektor non-migas itu.

"Media sosial telah menjadi media penyebaran berita negatif tentang sawit dan membuat citra buruk tentang Indonesia. Karena itu, harus ada upaya kampanye positif yang intensif tentang sawit, di media sosial," kata Mukhammad Misbakhun, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (17/9).

BACA JUGA: Jokowi Dorong Indonesia Bisa Produksi Biodiesel 100 Persen dari Sawit

Sebelumnya Misbakhun menjadi pembicara pada peluncuran kampanye #SawitBaik yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Jakarta, Senin (16/9). Legislator Golkar yang menjadi pengusul Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkelapasawitan itu menyatakan, menjelaskan fakta-fakta baik mengenai industri kelapa sawit kepada masyarakat menjadi hal penting.

BACA JUGA: RI - Malaysia Bersatu Lawan Diskriminasi Produk Kelapa Sawit

"Sejatinya pertarungan kampanye sawit baik,melalui medsos harus terus dilakukan sehingga opini negatif bisa dilawan. Apalagi, Indonesia adalah salah satu kekuatan pengguna medsos di dunia," katanya.

Mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan itu menegaskan, kampanye negatif tentang sawit harus dilawan. Sebab, ada pihak-pihak yang melakukan perang dagang terhadap sektor kelapa sawit di tanah air.

BACA JUGA: Kunjungi Negeri Samba, Misbakhun Cs Terima Info soal Indonesia Punya Material Langka

Menurut Misbakhun, salah satu bentuk kampanye negatif tentang sawit yang selama ini digaungkan adalah industri sawit telah menyebabkan deforestasi, kebakaran hutan, membunuh orang utan, dan merusak lahan gambut. "Kampanye negatif ini, berdampak turunnya harga tandan buah segar serta berdampak pada kehidupan petani," katanya.(ant/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler