"Saya Akan Datang ke Jokowi"

Selasa, 10 Mei 2016 – 05:34 WIB
Poster kampanye Duterte. FOTO : Apocea

jpnn.com - Wartawan Jawa Pos Kardono Setyarahmadi kemarin petang mendapat kesempatan mewawancarai Rodrigo Roa Duterte, Capres Filipina yang kini berada di urutan teratas versi hitung cepat. Namanya digadangkan akan melenggang ke Istana Malacanang.   

Semua hasil hitung cepat memenangkan Anda, tinggal menunggu peresmian Duterte memimpin Filipina, apa yang ingin Anda wujudkan dalam enam tahun ke depan? 

BACA JUGA: Cantik Molek! Kadet Wanita Rusia Ikut Parade Militer

Filipina yang kuat, bersih, dan aman. Tiga kata itu mewakili sesuatu yang sangat luas. Kuat tersebut berarti tidak ada lagi kelompok separatis yang solid sebagai sebuah negara. Bersih bukan hanya lingkungannya, tapi juga pemerintahannya. Sedangkan rasa aman harus dirasakan semua rakyat.

Bagaimana Anda melihat Indonesia? Apa yang bisa Anda kerja samakan dengan Presiden Jokowi? 

BACA JUGA: Wow, "Trump" Unggul Sementara di Pilpres Filipina

Kami memandang Indonesia sebagai partner yang sangat strategis untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan regional. Indonesia termasuk negara pertama yang akan saya datangi. Saya optimistis bisa bekerja sama dengan baik bersama Presiden Jokowi. 

Saat ini masih ada empat WNI yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf. Bagaimana Anda menyelesaikan permasalahan itu? 

BACA JUGA: Oh Indahnya..Iklan Memuji Allah Berseliweran di London

Soal keamanan adalah nomor satu. Orang-orang bilang bahwa masalah utama Filipina sesungguhnya bukanlah resesi atau infrastruktur. Tapi, masalah keamanan. Hanya, saya melakukan pembedaan jenis kriminal dan penanganannya. 

Maksudnya? 

Jika para bandit jalanan seperti perampok, pedagang narkoba, pembunuh, saya tak peduli disebut melanggar HAM. Saya akan melakukan seperti apa yang saya lakukan di sini (Davao, Red). Sebaiknya jangan melakukan hal itu di Filipina. Saya akan membunuh mereka. 

(Meski tak pernah mengakui secara resmi, Duterte membentuk paramiliter gelap bernama Davao Death Squad di Davao. Mereka melakukan apa yang di Indonesia disebut petrus, yakni membasmi penjahat jalanan dengan kekerasan tanpa pengadilan). 

Bagaimana dengan Abu Sayyaf? Anda mau sikat juga? 

Untuk kelompok itu, masalahnya lain. Akar permasalahannya berbeda. Ada kesenjangan kesejahteraan, ada pendidikan ideologi, jadi kompleks. Tapi, jelas, saya akan menghentikan dan menghapus kelompok-kelompok seperti itu. Beri saya waktu, pasti akan saya bereskan. 

Soal sandera, saya tidak berani menjanjikan akan bisa membebaskan. Namun, saya menjamin kami akan sekuat tenaga untuk membebaskan mereka. Bukan hanya dari Indonesia, tetapi juga sandera dari negara lain. (*/c10/kim/pda) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Balas Dendam, ISIS Serang Patroli Polisi, 8 Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler