Wow, "Trump" Unggul Sementara di Pilpres Filipina

Selasa, 10 Mei 2016 – 05:16 WIB
Poster kampanye Duterte. FOTO : Apocea

jpnn.com - MANILA - Gaya kampanye yang meledak-ledak serta ketegasan saat memimpin kota Davao ternyata memberikan hasil positif bagi Rodrigo Duterte. Namanya kini bercokol di urutan teratas hasil awal penghitungan suara (quick count) Pemilihan presiden (pilpres) Filipina. 

Politikus 71 tahun yang berjuluk Donald Trump dari Timur itu memperoleh lebih dari 9 juta suara atau sekitar 39 persen. 

BACA JUGA: Oh Indahnya..Iklan Memuji Allah Berseliweran di London

Hingga sekitar pukul 19.30 waktu setempat, dukungan untuk Duterte mencapai 9.557.966 suara 

Tokoh Partido Demokratiko Pilipino-Lakas ng Bayan alias Partai Demokratis Filipina (PDP-Laban) itu unggul lebih dari 4 juta suara jika dibandingkan dengan Grace Poe yang berada di urutan kedua. Perempuan cantik yang maju dari jalur independen tersebut mengantongi 5.436.256 suara.

BACA JUGA: Balas Dendam, ISIS Serang Patroli Polisi, 8 Tewas

Membayangi Poe, Manuel Roxas alias Mar Roxas memperoleh 5.272.295 suara. Seperti prediksi, selisih dukungan untuk Poe dan Roxas memang tidak terlalu jauh. Sayangnya, dua tokoh yang sama-sama mendapatkan dukungan dari Presiden Benigno Aquino III tersebut tidak mau beraliansi. Upaya Noynoy, sapaan akrab sang presiden, untuk membendung popularitas Duterte pun gagal.

Kendati hasil penghitungan suara sementara yang dirilis Parish Pastoral Council for Responsible Voting (PPCRV) itu jelas memenangkan dirinya, Duterte tidak mau jemawa. Dia tetap menunggu sampai pemerintah merilis hasil penghitungan suara final nanti. "Saya tidak mau berspekulasi atau mengumbar emosi menanggapi hasil yang masih sementara ini," ujarnya dalam wawancara eksklusif dengan CNN Philippines.

BACA JUGA: Akhirnya Tiga Jurnalis Spanyol Dibebaskan Teroris Suriah

Sementara, dari kubu wakil presiden (Wapres), Senator Ferdinand Marcos Jr alias Bongbong memimpin. Putra Imelda Marcos itu mendapatkan dukungan 8.859.402 suara. Politikus yang digandeng oleh Miriam Defensor Santiago tersebut mengalahkan rival terberatnya, Leni Robredo, dengan selisih suara tipis. Menempati posisi kedua, mitra Roxas itu me­ngantongi 7.978.075 suara. Berbeda dengan Indonesia, Filipina memang memilih wakil presiden secara langsung. Bukan da­lam satu paket dengan presiden. 

Kemarin total ada 54 juta pemilih dewasa yang terdaftar dan berhak memberikan suara mereka dalam pilpres. Tidak hanya memilih presiden, rakyat Filipina juga menentukan Wapres serta legislator mereka lewat pemilu yang dijaga ketat 140.000 personel militer dan kepolisian tersebut. Ada 300 anggota parlemen dan sekitar 18.000 legislator lokal yang berkompetisi pada hari pencoblosan kemarin. 

Secara keseluruhan, pencoblosan berjalan lancar di sedikitnya 36.000 TPS yang tersebar di seantero Filipina kemarin. Tapi, serangkaian insiden mewarnai pesta demokrasi Filipina tersebut. "Sesaat sebelum TPS-TPS buka, tujuh orang tewas dan seorang yang lain terluka dalam serangan bersenjata di pinggiran ibu kota," terang Wilben Mayor, Jubir Kepolisian Nasional Filipina. 

Seluruh korban, menurut dia, adalah pendukung kandidat wali kota yang sama. "Mereka semua ditembak di bagian kepala," im­buh Mayor. Di lokasi berbeda, insiden bersenjata juga merenggut tiga nyawa. Di tempat terpisah, seorang warga dilaporkan me­ninggal dunia akibat serangan jantung. Total ada sebelas nyawa yang melayang bahkan sebelum TPS buka. 

Jika para elite politik mengkhawatirkan kemenangan Duterte, tidak demikian halnya dengan sebagian besar rakyat Filipina. Khususnya, para pendukung tokoh berjuluk The Punisher tersebut. "Saya rasa, dialah yang akan membawa perubahan yang sudah lama kita nantikan," ujar Mhanwell Duran tentang kandidat unggulannya itu. Berkutat pada isu domestik, Duterte memang jauh lebih menjanjikan ketimbang kandidat lain. 

Kepada rakyat Filipina yang sudah lama terjebak dalam kekerasan bersenjata horizontal, Duterte berjanji untuk memerangi se­luruh aksi kriminal. Dalam waktu enam bulan, dia berjanji bisa menekan angka kriminalitas. Kebijakan tersebut sudah dia terapkan di Davao dan terbukti cukup sukses menjadikan kota itu aman. "Sejenak, mari kita lupakan hukum dan HAM," ungkapnya.

Terkait isu regional dengan Tiongkok, Duterte juga berjanji untuk turun tangan langsung. Dalam salah satu rangkaian kam­panyenya, dia mengaku siap menjamah wilayah sengketa tersebut dengan mengendarai jet ski. Itu akan menjadi cara Duterte menegaskan kedaulatan Filipina di Laut China Selatan. Ide kontroversial dan kebijakan tak biasa Duterte tersebut membuatnya dijuluki Trump dari Timur. (AFP/Reuters/CNN/hep/c6/kim/pda) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sadis! Dua Kepala Dipenggal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler