MAKASSAR -- Pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) berada di atas setelah mengungguli dua pasangan lainnya pada pemilihan gubernur (pilgub) Sulsel 2013. Lima lembaga survei menempatkan Sayang sebagai pemenang pada pesta demokrasi lokal yang diadakan pada Selasa (22/1).
Lima lembaga survei yang melakukan perhitungan cepat (quick count) dan menempatkan Sayang sebagai pemilik suara terbesar pada pilgub Sulsel 2013 adalah Lembaga Survei Indonesia (LS), Adhyaksa Supporting House (ASH), Jaringan Suara Indonesia (JSI), Citra Publik Indonesia (CPI), dan Indobarometer.
Direktur Adhyaksa Supporting House, Irfan Amir mengatakan dengan perolehan 53 persen, posisi Sayang sudah sulit terkejar. Apalagi, dengan margin error hasil quick count ini hanya plus minus dua persen. Dengan begitu, kemungkinannya persentase naik dua persen atau turun dua persen. "Kami sudah bisa pastikan Pak Syahrul kembali pimpin Sulsel," ucapnya, Selasa, 22 Januari.
Dia menjelaskan seluruh sample suara dari 407 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sudah masuk semua. TPS ini tersebar pada 304 kecamatan dan 2.980 desa kelurahan. Hanya saja, dia menyayangkan karena rendahnya partisipasi pemilih. Hampir 30 persen warga Sulsel tidak menyalurkan hak pilihnya dalam pesta demokrasi ini.
Selanjutnya, terkait hasil akhir Pilgub ini, Irfan mengatakan tetap menghargai keputusan KPU. Namun, dia mengatakan kemungkinan tidak akan jauh meleset dari perhitungan cepat ini. Pasalnya, metode yang digunakan selama ini sudah teruji. "Iya memang ini bukan hasil KPU. Tapi kami yakin tidak akan meleset soal posisi urutan perolehan suara," kata dia.
Celebes Research Centre (CRC) juga memosisikan Sayang di tempat teratas. Berdasarkan hasil quick count CRC, perolehan suara pasangan Sayang jauh lebih besar dibanding dua pesaingnya. "Pilgub Sulsel kembali memenangkan pasangan Syahrul. Perhitungan ini berdasarkan sampel di 300 TPS yang terdistribusi di 24 kabupaten/kota secara proporsional dengan margin error satu persen," beber Herman Heizer, Direktur CRC.
Herman Heizer mengatakan, untuk wilayah Sulsel, pasangan Sayang menang di 15 kabupaten. Kemudian pasangan IA menang di delapan kabupaten. Sedangkan pasangan Garuda-Na hanya menang di Sinjai.
Angka itu diperoleh dengan partisipasi pemilih untuk Sulsel mencapai 70 persen dan Makassar hanya 55 persen. "Pada pemilu gubernur lalu partisipasi pemilih untuk Makassar juga tak jauh beda dengan periode ini. Berkisar di lima puluh persen," lanjutnya.
Sementara Jaringan Suara Indonesia (JSI) juga menempatkan Sayang unggul atas IA dan garuda-Na. "Selamat kepada pasangan Sayang telah terpilih sebagai gubernur versi quick count. Kita tetap tidak bisa kesampingkan hasil perhitungan manual yang akan dilakukan KPU sekitar 10 hari lagi," kata Wakil Direktur Eksekutif JSI, Fajar S Tamin.
Berkaca pada pengalaman quick count yang dilakukan lembaga survei ini, hasil survei JSI tidak akan jauh beda dengan hasil resmi dari KPU. Kalau pun ada perbedaan dengan yang dilakukan KPU, plus minusnya hanya sekitar 1 persen.
Fajar menyebut, salah satu faktor kemenangan Sayang di pilgub Sulsel adalah kerja tim dan relawan yang begitu efektif. Begitu juga peran media dalam memberikan pemberitaan. Bahkan dukungan masyarakat terhadap Sayang tetap bergerak hingga hari yang paling menentukan.
Dari hasil quick count JSI ini, Sayang menang telak di dua zona yakni Zona II meliputi Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Zona VI meliputi Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Di Zona II petahana Sulsel ini mencatat angka kemenangan hingga 77,15 persen, sedang di Zona VII mencapai 60,43 persen.
Sebaliknya, pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) nyaris tidak ada zona yang diungguli secara signifikan. Di zona I Makassar misalnya, IA hanya unggul tipis dari Sayang yakni dikisaran 2-3 persen. "Jadi yang menjadi penentu kemenangan Sayang ada pada dua zona itu. Dia unggul signifikan," tambah Fajar.
Direktur Riset JSI, Eka menambahkan, hasil quick count ini menggunakan teknik multistage random sampling dengan margin error 1 persen. Dari segi angka golput yang berada di kisaran 35 persen, JSI melihat hal ini masih tergolong normal. "Bukan karena apatisme mereka terhadap pilgub, biasanya terjadi pada buruh harian, karena faktor kerja sehingga mereka lebih banyak memilih tidak mencoblos," tambahnya.
Hasil quick count lain yang juga mengunggulkan Sayang adalah Citra Publik Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia kedua lembaga yang masih satu bendera ini menempatkan Sayang unggul atas IA dan Garuda-Na.
"Quick count CPI dan LSI memastikan keunggulan Sayang dibanding dua pasangan lainnya dalam pilgub yang berlangsung hari ini. Karena itu, saya juga ucapkan selamat kepada Sayang atas keberhasilannya meraih dukungan luas masyarakat Sulsel," kata Direktur Eksekutif CPI, Hanggoro DP.
CPI dan LSI dalam hitung cepatnya menyebutkan angka partisipasi masyarakat Sulsel lebih tinggi dibanding yang dilansir JSI. Lembaga ini menyebut partisipasi pemilih berada pada angka 69,68 persen. Namun data quick count yang dipublis ini tidak sampai 100 persen atau hanya 94,33 persen, karena beberapa data dari relawan yang diturunkan belum sepenuhnya melaporkan hasil perhitungan suara di TPS. "Mungkin itu di wilayah yang sulit dijangkau jaringan telepon," kata Hanggoro.
Sama dengan JSI, CPI dan LSI juga menyatakan bahwa masyarakat Sulsel tetap harus menunggu hasil resmi dari KPU, kendati data ini tidak akan jauh dari hasil perhitungan KPU nantinya. "Kemenangan yang dicapai Sayang di pilgub karena success story yang dicapai. Program pendidikan dan kesehatan gratis terbukti dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sulsel," sebutnya.
Terhadap hasil quick count ini, Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas meminta masyarakat Sulsel terutama tim pasangan calon untuk tetap bersabar menunggu hasil resmi perhitungan suara di setiap TPS di Sulsel. "Masyarakat saya kira tetap harus menunggu perhitungan resmi KPU, sekalipun ada data hasil yang disampaikan beberapa lembaga," kata Jayadi.
Jayadi menyebut, proses perhitungan suara ini sudah masuk di tingkat PPS mulai besok dan secara berjenjang akan dilakukan pada tingkat PPK, KPU kabupaten/kota. "Dan pada akhirnya akan kita rekap di tingkat KPU Sulsel pada 30 Januari hingga 1 Februari nanti," kata Jayadi.
Seruan agar masyarakat bersabar menunggu hasil resmi KPU juga disampaikan Ketua Bawaslu RI, Muhammad Alhamid. Dia menyebut, hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga di daerah ini harus dihargai. "Namun kita harus ikut prosedur saja bahwa perhitungan resmi itu ada pada wilayah KPU, sehingga ada baiknya kita menunggu hasil resmi KPU yang tidak terlalu lama lagi," tandas Alhamid. (sah-yan-arm)
Lima lembaga survei yang melakukan perhitungan cepat (quick count) dan menempatkan Sayang sebagai pemilik suara terbesar pada pilgub Sulsel 2013 adalah Lembaga Survei Indonesia (LS), Adhyaksa Supporting House (ASH), Jaringan Suara Indonesia (JSI), Citra Publik Indonesia (CPI), dan Indobarometer.
Direktur Adhyaksa Supporting House, Irfan Amir mengatakan dengan perolehan 53 persen, posisi Sayang sudah sulit terkejar. Apalagi, dengan margin error hasil quick count ini hanya plus minus dua persen. Dengan begitu, kemungkinannya persentase naik dua persen atau turun dua persen. "Kami sudah bisa pastikan Pak Syahrul kembali pimpin Sulsel," ucapnya, Selasa, 22 Januari.
Dia menjelaskan seluruh sample suara dari 407 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sudah masuk semua. TPS ini tersebar pada 304 kecamatan dan 2.980 desa kelurahan. Hanya saja, dia menyayangkan karena rendahnya partisipasi pemilih. Hampir 30 persen warga Sulsel tidak menyalurkan hak pilihnya dalam pesta demokrasi ini.
Selanjutnya, terkait hasil akhir Pilgub ini, Irfan mengatakan tetap menghargai keputusan KPU. Namun, dia mengatakan kemungkinan tidak akan jauh meleset dari perhitungan cepat ini. Pasalnya, metode yang digunakan selama ini sudah teruji. "Iya memang ini bukan hasil KPU. Tapi kami yakin tidak akan meleset soal posisi urutan perolehan suara," kata dia.
Celebes Research Centre (CRC) juga memosisikan Sayang di tempat teratas. Berdasarkan hasil quick count CRC, perolehan suara pasangan Sayang jauh lebih besar dibanding dua pesaingnya. "Pilgub Sulsel kembali memenangkan pasangan Syahrul. Perhitungan ini berdasarkan sampel di 300 TPS yang terdistribusi di 24 kabupaten/kota secara proporsional dengan margin error satu persen," beber Herman Heizer, Direktur CRC.
Herman Heizer mengatakan, untuk wilayah Sulsel, pasangan Sayang menang di 15 kabupaten. Kemudian pasangan IA menang di delapan kabupaten. Sedangkan pasangan Garuda-Na hanya menang di Sinjai.
Angka itu diperoleh dengan partisipasi pemilih untuk Sulsel mencapai 70 persen dan Makassar hanya 55 persen. "Pada pemilu gubernur lalu partisipasi pemilih untuk Makassar juga tak jauh beda dengan periode ini. Berkisar di lima puluh persen," lanjutnya.
Sementara Jaringan Suara Indonesia (JSI) juga menempatkan Sayang unggul atas IA dan garuda-Na. "Selamat kepada pasangan Sayang telah terpilih sebagai gubernur versi quick count. Kita tetap tidak bisa kesampingkan hasil perhitungan manual yang akan dilakukan KPU sekitar 10 hari lagi," kata Wakil Direktur Eksekutif JSI, Fajar S Tamin.
Berkaca pada pengalaman quick count yang dilakukan lembaga survei ini, hasil survei JSI tidak akan jauh beda dengan hasil resmi dari KPU. Kalau pun ada perbedaan dengan yang dilakukan KPU, plus minusnya hanya sekitar 1 persen.
Fajar menyebut, salah satu faktor kemenangan Sayang di pilgub Sulsel adalah kerja tim dan relawan yang begitu efektif. Begitu juga peran media dalam memberikan pemberitaan. Bahkan dukungan masyarakat terhadap Sayang tetap bergerak hingga hari yang paling menentukan.
Dari hasil quick count JSI ini, Sayang menang telak di dua zona yakni Zona II meliputi Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Zona VI meliputi Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Di Zona II petahana Sulsel ini mencatat angka kemenangan hingga 77,15 persen, sedang di Zona VII mencapai 60,43 persen.
Sebaliknya, pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) nyaris tidak ada zona yang diungguli secara signifikan. Di zona I Makassar misalnya, IA hanya unggul tipis dari Sayang yakni dikisaran 2-3 persen. "Jadi yang menjadi penentu kemenangan Sayang ada pada dua zona itu. Dia unggul signifikan," tambah Fajar.
Direktur Riset JSI, Eka menambahkan, hasil quick count ini menggunakan teknik multistage random sampling dengan margin error 1 persen. Dari segi angka golput yang berada di kisaran 35 persen, JSI melihat hal ini masih tergolong normal. "Bukan karena apatisme mereka terhadap pilgub, biasanya terjadi pada buruh harian, karena faktor kerja sehingga mereka lebih banyak memilih tidak mencoblos," tambahnya.
Hasil quick count lain yang juga mengunggulkan Sayang adalah Citra Publik Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia kedua lembaga yang masih satu bendera ini menempatkan Sayang unggul atas IA dan Garuda-Na.
"Quick count CPI dan LSI memastikan keunggulan Sayang dibanding dua pasangan lainnya dalam pilgub yang berlangsung hari ini. Karena itu, saya juga ucapkan selamat kepada Sayang atas keberhasilannya meraih dukungan luas masyarakat Sulsel," kata Direktur Eksekutif CPI, Hanggoro DP.
CPI dan LSI dalam hitung cepatnya menyebutkan angka partisipasi masyarakat Sulsel lebih tinggi dibanding yang dilansir JSI. Lembaga ini menyebut partisipasi pemilih berada pada angka 69,68 persen. Namun data quick count yang dipublis ini tidak sampai 100 persen atau hanya 94,33 persen, karena beberapa data dari relawan yang diturunkan belum sepenuhnya melaporkan hasil perhitungan suara di TPS. "Mungkin itu di wilayah yang sulit dijangkau jaringan telepon," kata Hanggoro.
Sama dengan JSI, CPI dan LSI juga menyatakan bahwa masyarakat Sulsel tetap harus menunggu hasil resmi dari KPU, kendati data ini tidak akan jauh dari hasil perhitungan KPU nantinya. "Kemenangan yang dicapai Sayang di pilgub karena success story yang dicapai. Program pendidikan dan kesehatan gratis terbukti dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sulsel," sebutnya.
Terhadap hasil quick count ini, Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas meminta masyarakat Sulsel terutama tim pasangan calon untuk tetap bersabar menunggu hasil resmi perhitungan suara di setiap TPS di Sulsel. "Masyarakat saya kira tetap harus menunggu perhitungan resmi KPU, sekalipun ada data hasil yang disampaikan beberapa lembaga," kata Jayadi.
Jayadi menyebut, proses perhitungan suara ini sudah masuk di tingkat PPS mulai besok dan secara berjenjang akan dilakukan pada tingkat PPK, KPU kabupaten/kota. "Dan pada akhirnya akan kita rekap di tingkat KPU Sulsel pada 30 Januari hingga 1 Februari nanti," kata Jayadi.
Seruan agar masyarakat bersabar menunggu hasil resmi KPU juga disampaikan Ketua Bawaslu RI, Muhammad Alhamid. Dia menyebut, hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga di daerah ini harus dihargai. "Namun kita harus ikut prosedur saja bahwa perhitungan resmi itu ada pada wilayah KPU, sehingga ada baiknya kita menunggu hasil resmi KPU yang tidak terlalu lama lagi," tandas Alhamid. (sah-yan-arm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Caleg, Kada Harus Mundur
Redaktur : Tim Redaksi