jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ziyad Falahi menilai, calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno sedang berusaha menggaet suara dari kalangan emak-emak dan kaum milenial.
Di satu sisi, kata Ziyad, Sandi terkesan sedang dipoles menjadi the great gatsby bagi emak-emak.
BACA JUGA: Sandiaga Bela Diri soal Berjalan di Kuburan
Sementara di sisi lain, menciptakan imej Sandi idola kaum milenial dengan langkahnya mengajak kaum milenial menjadi enterpreneur.
Menurut Direktur Pusat Kajian Survei Opini Publik ini, pola mendekati emak-emak dengan banyak turun ke pasar-pasar cukup efektif. Dari pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, emak-emak merupakan customer yang signifikan secara demografis. Selain itu, emak-emak juga efektif menjadi 'alat kampanye' untuk memengaruhi pemilih.
BACA JUGA: Jurus Emak-Emak Prabowo-Sandi Tenggelam oleh Ratna Sarumpaet
Sementara langkah mendekati kaum milenial cukup masuk akal, karena kaum milenial diperkirakan mewarnai hampir 35 persen pemilih baru di Pilpres 2019.
"Tapi sebaiknya jangan terlalu sering melakukan hal-hal blunder. Kaum milenial memang suka yang fun, tapi banyak sekali foto Sandi melompat-lompat sendiri," ujar Ziyad kepada JPNN.com, Selasa (23/10).
BACA JUGA: PAN Tak Takut Rugi Kampanyekan Prabowo-Sandi
Selain itu, beberapa aksi Sandi saat berada di pasar, kata Ziyad kemudian, juga mencerminkan hal kurang baik.
"Misalnya, mengenakan petai di kepala seperti rambut, menurut saya sangat terlihat dipaksakan. Lebih, orang melucu itu spontan. Kalau melucu sendiri itu aneh, perlu kehadiran figur lain dalam foto agar tidak Sandiaga sentris," ucapnya.
Ziyad menilai, daripada rambut petai, Sandi lebih baik mengenakan rambut dolar atau keramas menggunakan pertamax, sehingga bisa dimaknai ungkapan prihatin.
"Tujuannya sih sudah tepat, mendekati emak-emak dan kaum milenial, tapi dalam hal entertaint, kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih menang. Tim Jokowi masih lebih kreatif dan smooth, tidak grasah grusuh," pungkas Ziyad.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Sandi Mendekati Emak-Emak Alarm Bahaya Buat Jokowi
Redaktur & Reporter : Ken Girsang