jpnn.com, JAKARTA - Sayur Kendal meningkatkan literasi anak dengan menyelenggarakan sayembara menulis cerita pendek (cerpen) tentang anak bertajuk ‘Kisah Bumi’.
Sayur Kendal juga bekerja sama dengan Nara Kupu Village atau NKV adalah tempat wisata, yang menjadi lahan pengembangan dan pelestarian budi daya tanaman tertentu, penginapan atau eduwisata yang memberikan pengalaman berkesan bagi masyarakat.
BACA JUGA: Cerpen Karya Murid SMA Dhammasavana Juara Green Pen Award 2019
Pradika Gusti Aryabie atau biasa disapa Kak Dika seorang storyteller menyebut Sayur Kendal sangat konsen terhadap lingkungan. Hal ini yang menjadi alasan mengadakan lomba menulis cerpen Kisah Bumi yang diikuti oleh lebih dari 200 peserta.
Untuk meningkatkan literasi pada anak melalui storytelling yaitu kegiatan bercerita suatu kisah meliputi penggambaran tokoh, penjabaran alur cerita, dan penyempaian yang bisa dihayati pendengar.
BACA JUGA: Potret Masa Lalu Remaja Eks Dolly dalam Antologi Cerpen
Melansir dari laman wallstreetenglish.co.id, storytelling selalu didukung oleh media lain. Di antaranya penulis dengan pena dan kertasnya. Pelukis dengan cat dan kanvas, dan pencerita dengan suara, gestur, dan ekspresi.
Pencerita atau story teller, biasa menggunakan boneka dan properti kecil lainnya untuk memeragakan kejadian. Namun, di zaman sekarang boneka dan properti bisa diganti dengan animasi agar cerita tetap bisa dilihat.
BACA JUGA: Danarto, Sastrawan Senior Penulis Cerpen
“Tak hanya didengar, ya, memanfaatkan konten audio visual,” ujar Kak Dika.
Kak Dika menuturkan konten audio visual ini dimanfaatkan oleh Sayur Kendal. Sayur Kendal sendiri adalah penyedia bahan pangan terbaik untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat.
Selain itu, Sayur Kendal juga sangat konsen terhadap lingkungan sehingga mengadakan lomba menulis cerpen Kisah Bumi. Lomba ini menghadirkan tim yuri untuk memilih 15 cerita terbaik. Mereka adalah Idrus F. Shahab, Surasono, dan Sobary.
"Mengadakan sayembara menulis cerita pendek anak Kisah Bumi ini seperti menebar jaring," ujar Idrus.
Dia mengaku tidak tahu ikan apa yang bisa ditangkap. "Di luar dugaan, kami menerima 218 cerita pendek anak dari berbagai daerah di Indonesia. Ini menandakan bahwa cerita anak-anak masih hidup, terus ditulis, diminati dan digemari,” ujar Kak Dika.
Sebanyak 50 cerita terbaik itu akan dijadikan konten story telling, nantinya cerita tersebut akan di-upload di channel Youtube Nara Kupu Village.
Kak Dika adalah seorang storyteller yang mulai menyukai storytelling dari tahun 2016.
“Mulai suka storytelling pada saat awal masuk kuliah tahun 2016, mulai dari mengikuti komunitas StandUp Indo Kuningan saya senang bercerita tentang keresahan yang dibungkus dengan komedi,” ujar Kak Dika.
Kak Dika melanjutkan, “setelah itu tertariklah dengan konten youtube yang membahas sebuah kejadian atau peristiwa bersejarah."
Lebih lanjut, Kak Dika mengatakan, "belajar di komunitas untuk menyampaikan suatu pesan kepada para pendengar cerita kita, juga melalui platform youtube banyak belajar seputar storytelling.”
Kak Dika juga menceritakan kesan selama menjadi storyteller. “Menjadi storyteller harus bisa menyampaikan informasi dan pesan-pesan positif di dalamnya, terlebih di era pandemi ini ingin meningkatkan kesadaran pentingnya literasi pada anak-anak,” ujar Kak Dika.
Kak Dika menuturkan pentingnya meningkatkan literasi pada anak. Sebab, minat baca atau literasi anak-anak dirasa sudah kurang.
Oleh karena itu, kak Dika ingin membuat konten dan menyediakan konsumsi agar anak-anak kembali tertarik dengan model konten seperti kisah dan dongeng anak yang sarat akan makna.
Menurut Kak Dika, meningkatkan literasi anak, juga salah satu visi dari Sayur Kendal dalam mengadakan event Lomba Menulis Cerpen Kisah Bumi.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich