jpnn.com - jpnn.com - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku prihatin melihat kesenjangan yang begitu besar di Indonesia. Kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah ternyata hanya dinikmati segelintir pengusaha.
"Bayangkan, kekayaan sekitar 150 orang (di Indonesia,red) itu setara dengan anggaran pendapatan dan belanja negara kita," ujar SBY dalam pidato politiknya pada Dies Natalies Partai Demokrat ke-15 di Jakarta Convention Centre, Selasa (7/2) malam.
BACA JUGA: Ketika SBY Bicara Kekayaan 150 Orang di Indonesia...
SBY juga menyoroti bentuk kesenjangan lainnya. Menurut Presiden RI dua periode itu, total kekayaan orang terkaya di Indonesia juga tiga kali lipat dari APBD DKI Jakarta, atau 95 kali APBD Maluku Utara.
SBY menegaskan, menjadi kaya tentu bukan dosa. Syaratnya, kekayaan diperoleh dengan cara-cara yang halal, rajin membayar pajak dan berbagi dengan orang yang tak mampu.
BACA JUGA: SBY Bertanya Hak Asasi, Kaesang Bingung soal Mencintai
"Tapi bagaimanapun negara bersalah dan berdosa jika tak membantu dan meningkatkan taraf hidup rakyat miskin. Negara tidak boleh asyik dengan hukum pasar dan ajaran kapitalisme," ucapnya.
SBY juga mengingatkan pemerintah bahwa pasar bebas tidak peka pada rakyat miskin yang tersisih dan tertinggal. Karena itu negara tidak boleh hanya mengikuti begitu saja liberalisasi dan melepas harga pada kemauan pasar.
BACA JUGA: Demokrat: Jangan Alergi Sama SBY
"Melepas harga tanpa melihat daya beli masyarakat bukan hal bijak. Tapi bukan berarti pula Indonesia harus masuk ke perangkap ekonomi komando yang selalu mengendalikan harga," tutur SBY.
Indonesia sebagai negara berkembang, kata SBY, harus memperhatikan betul pendapatan per kapita. Hal ini penting sebagai acuan. Selain itu juga diperlukan keseimbangan mekanisme pasar dan campur tangan pemerintah.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat: Jangan Alergi Sama SBY
Redaktur & Reporter : Ken Girsang