SBY Berkarya, Dunia Mengakuinya

Selasa, 27 November 2012 – 23:49 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono dalam salah satu lawatan kenegaraan ke luar negeri. Foto: Rumgapres
MANADO - Asisten Staf Khusus bidang Publikasi Istana Kepresidenan, Zaenal Budiyono, menyodorkan klaim bahwa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini sudah bekerja ekstrakeras melebihi dari yang diketahui publik. Menurutnya, hasil kerja keras itupun bisa dilihat tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

Zaenal mengungkapkan, dirinya beberapa kali menyertai beberapa kunjungan Presiden SBY ke luar negeri termasuk saat ke Inggris, beberapa waktu lalu. "Ternyata banyak lembaga dunia juga menyebut Indonesia tak lama lagi akan menjadi negara maju. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan SBY ‘tidak pernah tidur’ atau terus bekerja untuk rakyat,” ucap Zaenal dalam diskusi bertajuk “Delapan Tahun Pemerintahan SBY: Antara Harapan dan Kenyataan” digelar FISIP Universitas Sam Ratulangi, Manado, Selasa (27/11).

Dalam diskusi yang juga dibarengi bedah buku  “Memimpin di Era Politik Gaduh” itu Zaenal menambahkan, pihak yang selama ini menuding pemerintahan SBY tak bekerja tak lebih dari sekadar tudingan yang bermuatan politis. "Sebab faktanya mereka yang selama ini tidur dan tidak mau mengakui kemajuan yang dicapai," ucapnya.

Sejumlah indikator pun disodorkan Zaenal untuk memerkuat klaim keberhasilan SBY. Di antaranya anggaran pendidikan dan kesehatan yang naik signifikan dari tahun ke tahun. Selain itu angka kemiskinan dan pengangguran juga terus menurun.

Meski demikian diakuinya pula bahwa pemerintah yang berkuasa memang sering dilihat dari hal-hal yang negatif saja. "Kacamata kelompok kepentingan seolah mendominasi cara pandang mereka, sehingga prestasi pemerintah dianggap tak pernah ada. Pada akhirnya situasi yang demikian kerap menghadirkan kegaduhan politik," ucap  penulis buku “Memimpin di Era Politik Gaduh” itu.

Meski demikian Zaenal tak khawatir karena publik bisa melihat fakta yang ada. "Rakyatlah yang akan menilai kualitas para elit politik yang setiap hari sibuk menghadirkan kegaduhan politik," tegasnya.

Sedangkan dosen komunikasi politik Universitas Sam Ratulangi, Max Rembang, memberi catatan kritis terhadap era SBY. Max menilai Indonesia saat ini berada pada masa demokrasi anarkis. Ia mendasarkan pendapatnya pada proses penyelesaian berbagai persoalan yang menggunakan pendekatan kekerasan.

“Kalau kita tidak bisa keluar dari situasi ini, bisa-bisa kita akan mundur. Akan muncul lagi sistem seperti yang dibangun oleh Soeharto dulu. Otoritarianisme akan bangkit,” ucapnya.(gel/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MenPAN Lepas Tangan soal PNS Mantan Napi Korupsi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler