JAKARTA - Wakil Ketua DPR dari PDI Perjuangan, Pramono Anung menilai, pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Prabowo Subianto dan tujuh purnawirawan TNI bukanlah hal yang luar biasa. Sebab, kata Pramono, baik Prabowo maupun tujuh jenderal itu semuanya mempunyai afiliasi politik. Apalagi, pertemuan tersebut tidak terkait dengan langkah-langkah yang erat atau kental berkaitan dengan kepentingan politik jangka pendek.
"Karena seperti Pak Subagyo kan beliau pernah bergabung dengan partai politik dan mungkin juga masih bergabung," ujarnya di DPR, Jakarta, Kamis (14/3).
Pramono mengaku, dirinya tidak melihat ada langkah yang berkaitan dengan rumor untuk menjatuhkan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
"Hari gini mau menjatuhkan? Kan gitu ya. Apalagi ini sudah mau pemilu. Jadi ya sudahlah kita siap-siap semua karena ini sudah menginjak pada tahun politik lebih baik bersiap-bersiap berkonsentrasi untuk masing-masing partai mempersiapkan diri untuk pemilu," ucapnya.
Dia menegaskan, tidak melihat sama sekali potensi adanya penggulingan. Karena semua orang pasti sepakat bahwa pemerintahan sebaik apapun seburuk apapun itu diganti melalui proses mekanisme pemilu.
"Kalau banyak orang datang hadir untuk bersilaturahmi monggo-monggo saja. Tapi kemudian jangan seakan-akan ingin menakuti bahwa ada penggulingan. Enggak ada," tukasnya.
Seperti diketahui, menjelang Pemilu 2014, SBY banyak mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah kalangan. Setelah Senin lalu mengadakan pertemuan dengan Prabowo, Rabu (13/3), SBY kembali menggelar pertemuan dengan tujuh purnawirawan jenderal TNI.
Ketujuh jenderal itu di antaranya Jenderal TNI (purn) Luhut Panjaitan, Jenderal TNI (purn) Subagyo HS, Jenderal TNI (purn) Fahrul Rozi, Letjen TNI (purn) Agus Wijoyo, Letjen (purn) Johny Josephus Lumintang, Letjen TNI (purn) Sumardi, dan Letjen TNI (purn) Suaidi Marasabessy
Usai pertemuan, Luhut Panjaitan menjelaskan, pihaknya mendukung SBY agar menjalankan masa pemerintahannya hingga tuntas 2014 mendatang. Meski, beberapa pihak di luar berencana untuk menjatuh SBY sebelum usai masa jabatannya. (gil/jpnn)
"Karena seperti Pak Subagyo kan beliau pernah bergabung dengan partai politik dan mungkin juga masih bergabung," ujarnya di DPR, Jakarta, Kamis (14/3).
Pramono mengaku, dirinya tidak melihat ada langkah yang berkaitan dengan rumor untuk menjatuhkan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
"Hari gini mau menjatuhkan? Kan gitu ya. Apalagi ini sudah mau pemilu. Jadi ya sudahlah kita siap-siap semua karena ini sudah menginjak pada tahun politik lebih baik bersiap-bersiap berkonsentrasi untuk masing-masing partai mempersiapkan diri untuk pemilu," ucapnya.
Dia menegaskan, tidak melihat sama sekali potensi adanya penggulingan. Karena semua orang pasti sepakat bahwa pemerintahan sebaik apapun seburuk apapun itu diganti melalui proses mekanisme pemilu.
"Kalau banyak orang datang hadir untuk bersilaturahmi monggo-monggo saja. Tapi kemudian jangan seakan-akan ingin menakuti bahwa ada penggulingan. Enggak ada," tukasnya.
Seperti diketahui, menjelang Pemilu 2014, SBY banyak mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah kalangan. Setelah Senin lalu mengadakan pertemuan dengan Prabowo, Rabu (13/3), SBY kembali menggelar pertemuan dengan tujuh purnawirawan jenderal TNI.
Ketujuh jenderal itu di antaranya Jenderal TNI (purn) Luhut Panjaitan, Jenderal TNI (purn) Subagyo HS, Jenderal TNI (purn) Fahrul Rozi, Letjen TNI (purn) Agus Wijoyo, Letjen (purn) Johny Josephus Lumintang, Letjen TNI (purn) Sumardi, dan Letjen TNI (purn) Suaidi Marasabessy
Usai pertemuan, Luhut Panjaitan menjelaskan, pihaknya mendukung SBY agar menjalankan masa pemerintahannya hingga tuntas 2014 mendatang. Meski, beberapa pihak di luar berencana untuk menjatuh SBY sebelum usai masa jabatannya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengadilan Tipikor Masih Mengecewakan
Redaktur : Tim Redaksi