SBY Minta Hentikan Kekerasan Saat MOS

Selasa, 31 Juli 2012 – 15:24 WIB
JAKARTA--Masa orientasi sekolah (MOS) bertujuan untuk mengenalkan peserta didik baru terhadap sekolah baik fisik maupun nonfisik. Kegiatan yang positif ini hendaknya dapat berjalan dengan baik tanpa kekerasan. Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, sistem yang baik tidak dilepaskan kepada senior semata, tetapi guru juga ikut memastikan bahwa masa orientasi sesuai tujuan dan sasarannya.

"Saya mengikuti yang menjadi perhatian, komentar, sekaligus kritik masyarakat terhadap masih adanya tindakan kekerasan utamanya pada masa orientasi. Budaya kekerasan harus kita hentikan," terang Presiden  saat memberikan keterangan pers usai Sidang Kabinet Terbatas Bidang Pendidikan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) , Jakarta, Selasa (31/7).

Presiden SBY meminta untuk memastikan masa orientasi itu berjalan dengan baik tanpa kekerasan. Demikian juga hubungan horisontal antarsiswa, antarmahasiswa, dan juga hubungan vertikal guru dengan siswanya.

"Saya mengajak masyarakat luas untuk melaksanakan pengawasan. Para orang tua yang mendapatkan keluhan kalau putra-putrinya masih mendapatkan kekerasan silakan untuk melapor kalau perlu ke tempat saya dengan demikian bisa kita perbaiki secara mendasar," katanya.

Sebelumnya, pada pengantar sambutan sidang, Presiden SBY menyampaikan tentang pendidikan mudah dan murah. Selain itu berkualitas menyangkut kurikulum atau bahan ajar yang tepat, metodologi, belajar mengajar, sistem evaluasi sampai infrastruktur pendidikan yang diperlukan di era infrastruktur sekarang ini.

"Perbaikan infrastruktur seperti gedung dan bangunan Insya Allah bisa dituntaskan hingga tahun 2014 mendatang. Saya optimis karena biaya pendidikan menurut pandangan saya cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita," katanya. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sistem UKG Online Dikeluhkan Daerah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler