JAYAPURA - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta tidak main-main dalam menangani berbagai persoalan yang terjadi di Papua, sebab jika main-main, maka korban kekerasan di Papua akan semakin banyak.
"Pemerintahan SBY-Budiono harusnya jangan lagi main-main dalam menangani masalah kekerasan di Papua. Jangan membohongi masyarakat Internasional dan rakyat Papua dengan mengabaikan desakan semua pihak untuk menggelar Dialog Papua-Jakarta," kata Ketua Umum Forum Komunikasi Muslim Pegunungan Tengah (FKMPT) Papua, Ismail Asso dalam releasenya yang diterima Cenderawasih Pos (JPNN Group), Rabu (15/2).
Menurut Asso, jika SBY tetap main-main dengan Dialog Papua-Jakarta, dengan hanya menghadirkan beberapa tokoh Gereja, maka dipastikan kekerasan terus akan berlanjut sampai beberapa waktu ke depan. "Saat ini saja kekerasan demi kekerasan tiada henti. Letupan itu terus terjadi. Ke depan sangat mungkin ledakan sosial politik Papua akan lebih dasyat. Korban kekerasan Rakyat Papua akan lebih besar," tegasnya.
Ia menyarankan, seharusnya Presiden SBY mengabaikan "bisikan setan-setan dan iblis jalanan" yang membisikkan kebijakan salah dalam menangani kasus kekerasan berkelanjutan di Papua. "Jika SBY mendengar bisikan kelompok pengacau itu, dan "takut" menggelar dialog sebagaimana direkomendasikan LIPI dan semua pihak pengamat, maka itu sama artinya SBY menyimpan bom waktu," ujar Asso.
Dikatakannya, keinginan dialog datang dari semua pihak netral untuk menghindari kekerasan terus-menerus di Papua. Tokoh-Tokoh Agama (Islam, Katolik dan Protestan) Papua dan LIPI menaruh harapan dan merekomendasikan pemerintah pusat segera menggelar Dialog Papua-Jakarta dimediasi pihak ketiga negara netral.
"Dialog juga harus melibatkan faksi-faksi perlawanan Papua. Selama ini Jakarta tidak pernah melibatkan TPN/OPM untuk berdialog. Saat ini hanya beberapa tokoh Gereja saja dihadirkan ke Cikeas dan bertatap muka dengan SBY-Budiono. Hasilnya, aksi separatisme terus ada tanpa sanggup dihentikan UP4B dan TNI/Polri," ujarnya.
"Jika pemerintah Pusat belum mampu menggelar dialog, maka kekerasan tetap akan berlanjut di Papua," imbuhnya. (fud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konflik Pemilukada, Kantor BPS Tolikara Dibakar Massa
Redaktur : Tim Redaksi