JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seharusnya berkaca terlebih dahulu. Pasalnya SBY juga merupakan bagian dari elit politik.
"Semua omongan Pak SBY itu harus kembali ke Pak SBY dulu. Karena beliau itu bagian dari politik sendiri," ujar Fahri di kediaman Anas di bilangan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (4/3).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menerangkan SBY yang ketua dewan majelis tinggi Partai Demokrat itu seharusnya fokus bekerja untuk rakyat bukannya malah mengurusi dunia politik.
Sementara itu, politisi PPP, Ahmad Yani menyatakan SBY seharusnya mengurusi menterinya yang suka membuat kegaduhan.
Selain itu, Yani mengaku heran dengan pernyataan SBY yang terang-terangan berani mengatakan bahwa dia mendapatkan informasi berdasarkan data intelejen yang sebenarnya bersifat rahasia.
"Ini bisa memancing. Informasi intelejen tidak untuk publik tapi sebenarnya hanya untuk mengambil kebijakan," tukas politisi PPP tersebut.
Seperti diketahui, SBY mengatakan menyerahkan proses hukum mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum ditegakkan sepenuhnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. SBY juga mengingatkan kelompok-kelompok lain untuk menahan diri dan tetap pada koridor demokrasi yang teratur.
"Masalah politik juga saya memantau, mendapatkaan informasi, saya hanya berharap kepada para elite politik dan kelompok tertentu tetaplah berada dalam koridor demokrasi. Itu sah.
Apalagi dengan sebuah rencana untuk membikin gonjang ganjingnya negara kita, untuk membuat pemerintah tidak bisa bekerja, saya khawatir ini justru akan menyusahkan rakyat kita," tutup Presiden. (gil/jpnn)
"Semua omongan Pak SBY itu harus kembali ke Pak SBY dulu. Karena beliau itu bagian dari politik sendiri," ujar Fahri di kediaman Anas di bilangan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (4/3).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menerangkan SBY yang ketua dewan majelis tinggi Partai Demokrat itu seharusnya fokus bekerja untuk rakyat bukannya malah mengurusi dunia politik.
Sementara itu, politisi PPP, Ahmad Yani menyatakan SBY seharusnya mengurusi menterinya yang suka membuat kegaduhan.
Selain itu, Yani mengaku heran dengan pernyataan SBY yang terang-terangan berani mengatakan bahwa dia mendapatkan informasi berdasarkan data intelejen yang sebenarnya bersifat rahasia.
"Ini bisa memancing. Informasi intelejen tidak untuk publik tapi sebenarnya hanya untuk mengambil kebijakan," tukas politisi PPP tersebut.
Seperti diketahui, SBY mengatakan menyerahkan proses hukum mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum ditegakkan sepenuhnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. SBY juga mengingatkan kelompok-kelompok lain untuk menahan diri dan tetap pada koridor demokrasi yang teratur.
"Masalah politik juga saya memantau, mendapatkaan informasi, saya hanya berharap kepada para elite politik dan kelompok tertentu tetaplah berada dalam koridor demokrasi. Itu sah.
Apalagi dengan sebuah rencana untuk membikin gonjang ganjingnya negara kita, untuk membuat pemerintah tidak bisa bekerja, saya khawatir ini justru akan menyusahkan rakyat kita," tutup Presiden. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Caleg Demokrat Tidak Sah, Tanpa Ketua Umum
Redaktur : Tim Redaksi