"Era pangan murah nampaknya telah berakhir," kata Presiden SBY di DPR RI, Kamis (16/8).
Tingginya harga pangan, diproyeksikan masih akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Karena itu Indonesia dituntut harus mampu menyediakan ketersediaan pangan yang memadai melalui optimalisasi sumber daya domestik. Indonesia wajib mengamankan penyediaan pangan pokok, utamanya beras.
"Target penetapan surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, meskipun memerlukan kerja keras kita semua harus dapat kita wujudkan. Swa sembada pangan, harus kita perluas dan kita tingkatkan," tegas SBY.
Selain itu yang perlu terus dipantau adalah pergerakan dan tingginya harga minyak dunia. Tujuannyaagar subsidi BBM tidak terus membengkak dan pemerintah dapat melakukan langkah-langkah antisipasi.
"Kita harus mengambil langkah yang tidak merugikan rakyat," kata SBY.
Pemerintah diklaim SBY terus berupaya menyehatkan subsidi BBM melalui pembatasan dan penghematan, agar beban APBN dapat dikurangi secara bertahap. Dengan cara itu, alokasi subsidi BBM dapat digunakan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga terus mencari, mengembangkan dan memanfaatkan energi baru dan terbarukan sebagai alternatif.
"Kecuali jika ada perubahan harga minyak mentah yang dramatis, yaitu meroketnya harga minyak itu, kita tidak begitu saja menaikkan harga BBM kita, melainkan mencari solus untuk sehatnya APBN kita, " katanya.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transmigrasi Harus Bisa Atasi Kemiskinan
Redaktur : Tim Redaksi