SBY Ingin Persiapan ASEAN Community

Kamis, 22 November 2012 – 06:52 WIB
PHNOM PENH--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merespon serius rencana negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk membentuk ASEAN Economic Community. Tidak hanya itu, SBY berharap, persiapan menuju rencana yang akan mulai berlaku pada Desember 2015 itu bisa dilanjutkan oleh presiden baru yang akan terpilih pada 2014 mendatang.

"Harapan saya bisa diteruskan setelah saya, oleh presiden yang akan datang. Itu masih terus dipersiapkan sehingga Desember 2015 itu betul-betul siap," kata SBY dalam keterangan di Hotel Sofitel Phokeethra, Phnom Penh, Rabu (21/11).

Salah satu persiapan itu adalah dengan melibatkan pelaku dunia usaha dan pemerintah daerah ASEAN Economic Community. "Kita ingin bahwa segala sesuatunya juga membawa real benefit bagi rakyat, bagi ekonomi kita," kata SBY.

Dia mengatakan, sudah mengajak Komite Ekonomi Nasional (KEN), pelaku usaha, dan pemerintah daerah untuk melakukan persiapan. Menurut SBY, waktu tiga tahun menuju Desember 2015 masih cukup sebagai persiapan menuju ASEAN Economic Community. "Sehingga Desember 2015 itu betul-betul siap," tandasnya.

Dalam forum KTT ASEAN ke-21 yang dirangkai dengan KTT Asia Timur yang berakhir pada 20 November 2012, lanjut dia, para kepala negara. Pemerintahan sudah meresmikan peluncuran Regional Comprehensive Economic Partnerships (RCEP).

"Kita ingin satu frame work yang utuh, dan di situlah Indonesia akan terus berjuang, jangan hanya trade tapi juga investment," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, SBY menegaskan perlunya untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban kawasan. Salah satunya terkait dengan pembahasan tata perilaku (code of conduct) di Laut China Selatan. Indonesia, kata dia, selalu aktif untuk berupaya mencegah terjadinya deadlock pembahasan.

"Itu amanah undang-undang dasar untuk ikut mencari solusi secara damai setiap dispute (perselisihan) yang ada di kawasan ini," kata SBY. Seperti diketahui, persoalan Laut China Selatan terdapat tarik-menarik kepentingan antara negara-negara yang bersentuhan langsung, yakni Kamboja, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Tiongkok.

Seusai memberikan keterangan tersebut, SBY yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan delegasi bertolak menuju Islamabad, Pakistan, untuk menghadiri KTT D-8. SBY tiba di Bandara Internasional Benazir Bhutto, Islamabad, setelah menempuh perjalanan sekitar 5,5 jam.

Tadi malam, SBY melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Pakistan Azif Ali Zardari di Istana Kepresidenan Aiwan-e Sadr yang dilanjutkan dengan jamuan makan malam. Hari ini, SBY akan mengikuti kegiatan KTT D-8.

"Pembicaraan akan banyak mengenai perdagangan dan kerjasama ekonomi," kata Staf Khusus Presiden Firmanzah. Informasi yang diperoleh, pertemuan juga akan membahas mengenai ketegangan yang terjadi di Jalur Gaza antara Israel dan Palestina.

Sebagai informasi, kelompok D-8 terdiri atas negara-negara berkembang yang berpenduduk mayoritas Muslim. Tujuannya meningkatkan kerjasama di antara para anggotanya dalam ekonomi global. Kelompok ini juga berusaha memperluas dan menciptakan peluang-perluang baru dalam perdagangan.

Kelompok ini lahir melalui Deklarasi Istanbul pada 15 Juni 1997. Konferensi tingkat kepala negara D-8 berlangsung dua tahun sekali. Sekjen D-8 saat ini adalah Widi Agoes Pratikto dari Indonesia. Kelompok ini bermarkas di Istanbul, Turki. (fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 35 Vendor Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Flu Burung

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler