JAKARTA - Menurut hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang direlease Minggu, (17/2) menunjukkan 68,42 persen publik khawatir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak fokus menjalankan tugasnya selaku kepala pemerintahan.
Kekhawatiran tersebut muncul karena tugas Presiden terbagi antara tugas sebagai kepala negara dengan partai yang harus ditanganinya.
Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi, Ahmad Yani Basuki menilai, munculnya kekhawatiran semacam itu adalah sesuatu yang wajar sebagai bentuk harapan dan keinginan besar terhadap kerja Presiden SBY.
Kekhawatiran itu, lanjutnya, pasti sudah diantisipasi oleh Presiden SBY dan pasti dijawab melalui kerja-kerja yang lebih intensif, konkret, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Yang pasti, untuk kegiatan partai, Presiden SBY selalu memanfaatkan hari libur. Hari kerja untuk negara dan untuk rakyat. Presiden SBY dikenal pekerja keras dan sangat ketat memenej waktu, karena waktu adalah amanah," ujar Ahmad Yani Basuki kepada wartawan, Senin (18/2).
Menurutnya, sebelum Presiden SBY mengambil langkah-langkah dan kebijakan baik dalam konteks kehidupan bangsa maupun partai, pasti sudah dipikirkan masak-masak manfaat dan madaratnya.
“Sebagai pemimpin, Presiden SBY pasti sangat berhati-hati dan cermat dalam setiap mengambil kebijakan. Kebijakan yang diambilnya pasti selalu diarahkan demi kemaslahatan dan manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Ahmad Yani Basuki.
“Di saat kritis Presiden juga bertindak dengan manajemen krisis, dan tidak mengenal business as usual dalam bekerja,” lanjutnya.
Terlebih di akhir kepemimpinannya, Presiden SBY pasti ingin berbuat yang terbaik untuk rakyat. Presiden tidak mungkin mengabaikan amanah yang sudah diberikan oleh rakyat Indonesia untuk periode kedua. Dan hal itu Presiden SBY buktikan dengan turun langsung ke masyarakat di berbagai daerah secara lebih intens.
“Di bulan Februari ini, tak lama setelah pulang dari kunjungan kerjanya di luar negeri, Presiden ke Manado, insya Allah besok ke Jawa Tengah, dan akan dilanjutkan ke daerah-daerah lainnya. Semua ini dilakukan Presiden SBY untuk memastikan program kerjanya berjalan efektif dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambah Ahmad Yani.
Di Jakarta, Presiden juga terus bekerja untuk bangsa. Dalam rapat kabinet, Presiden selalu mengingatkan para menteri untuk bekerja maksimal untuk rakyat. Ini semua membuktikan bahwa kerja dan tugas yang diemban Presiden SBY untuk kepentingan masyarakat tak berkurang.
“Dengan demikian, kekhawatiran yang terekam dalam survie Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tak perlu menjadi kenyataan,” pungkas doktor sosiologi politik ini. (sam/jpnn)
Kekhawatiran tersebut muncul karena tugas Presiden terbagi antara tugas sebagai kepala negara dengan partai yang harus ditanganinya.
Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi, Ahmad Yani Basuki menilai, munculnya kekhawatiran semacam itu adalah sesuatu yang wajar sebagai bentuk harapan dan keinginan besar terhadap kerja Presiden SBY.
Kekhawatiran itu, lanjutnya, pasti sudah diantisipasi oleh Presiden SBY dan pasti dijawab melalui kerja-kerja yang lebih intensif, konkret, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Yang pasti, untuk kegiatan partai, Presiden SBY selalu memanfaatkan hari libur. Hari kerja untuk negara dan untuk rakyat. Presiden SBY dikenal pekerja keras dan sangat ketat memenej waktu, karena waktu adalah amanah," ujar Ahmad Yani Basuki kepada wartawan, Senin (18/2).
Menurutnya, sebelum Presiden SBY mengambil langkah-langkah dan kebijakan baik dalam konteks kehidupan bangsa maupun partai, pasti sudah dipikirkan masak-masak manfaat dan madaratnya.
“Sebagai pemimpin, Presiden SBY pasti sangat berhati-hati dan cermat dalam setiap mengambil kebijakan. Kebijakan yang diambilnya pasti selalu diarahkan demi kemaslahatan dan manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Ahmad Yani Basuki.
“Di saat kritis Presiden juga bertindak dengan manajemen krisis, dan tidak mengenal business as usual dalam bekerja,” lanjutnya.
Terlebih di akhir kepemimpinannya, Presiden SBY pasti ingin berbuat yang terbaik untuk rakyat. Presiden tidak mungkin mengabaikan amanah yang sudah diberikan oleh rakyat Indonesia untuk periode kedua. Dan hal itu Presiden SBY buktikan dengan turun langsung ke masyarakat di berbagai daerah secara lebih intens.
“Di bulan Februari ini, tak lama setelah pulang dari kunjungan kerjanya di luar negeri, Presiden ke Manado, insya Allah besok ke Jawa Tengah, dan akan dilanjutkan ke daerah-daerah lainnya. Semua ini dilakukan Presiden SBY untuk memastikan program kerjanya berjalan efektif dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambah Ahmad Yani.
Di Jakarta, Presiden juga terus bekerja untuk bangsa. Dalam rapat kabinet, Presiden selalu mengingatkan para menteri untuk bekerja maksimal untuk rakyat. Ini semua membuktikan bahwa kerja dan tugas yang diemban Presiden SBY untuk kepentingan masyarakat tak berkurang.
“Dengan demikian, kekhawatiran yang terekam dalam survie Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tak perlu menjadi kenyataan,” pungkas doktor sosiologi politik ini. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rindu Ada GBHN Lagi
Redaktur : Tim Redaksi