SBY: Kopassus Harus Siap untuk Tugas Khusus

Kamis, 20 Agustus 2009 – 18:32 WIB
PASUKAN - Prajurit Kopassus seusai melakukan upacara penyematan Brevet untuk Presiden SBY di Cijantung, Jakarta Timur. Foto: Agus Srimudin/JPNN.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tidak hanya bisa melakukan operasi militer untuk perang, tetapi harus siap melakukan operasi militer selain perang.

"Doktrin Kopassus itu adalah berani, benar dan berhasilTugas-tugas pertempuran dan peperangan memang harus berani

BACA JUGA: 7 Mobil Koruptor Laku Rp13 M

Kata 'berani' itu artinya luas, berani hadapi musuh dan berani mempertahankan sesuatu, dan tidak terpengaruh godaan yang tidak benar," tegas SBY dalam pengarahannya kepada anggota elit TNI itu, di markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (20/8).

SBY mengajak para prajurit untuk tidak ragu-ragu dalam bertindak, serta harus berani menghadapi tantangan
"Operasi cepat, kapan pun, sepanjang itu tugas negara, dalam hitungan jam atau hari harus sudah bergerak, tidak boleh hitungan minggu apalagi bulan

BACA JUGA: Gagal, Tiga Caleg Gugat UU Pemilu ke MK

Kopassus harus mampu seperti itu
Pendek kata, karena pasukan khusus, harus siap melakukan sesuatu yang khusus," bebernya.

SBY menegaskan, Kopassus ada bukan untuk mengganti tugas-tugas satuan konvensional, tetapi melakukan sinergi dalam menuntaskan tugas negara

BACA JUGA: GMBI: KPK Tetap Jadi Harapan Berantas Korupsi

"Misal (dalam) serbuan lintas udara, operasi laut dan darat juga bergerakKopassus ikut bergabung melakukan tugas bersamaKopassus punya strategi sendiri," tukasnya.

Bukan hanya itu saja, lanjut SBY lagi, Kopassus harus siap menjalankan misi latihan bersama dengan negara-negara sahabat atau negara-negara di dunia"TNI harus selalu siap dan siaga tempur dan menahanLatihan harus baik, fasilitas harus baik, tidak ada kata tidak siap dan lambat, baik pagi, siang, maupun malam," tegasnya.

Bila ada gangguan keamanan terhadap negara, seperti terorisme, lanjut SBY, TNI perlu dilibatkan untuk membantu polisi"Karena sistem penanganan terorisme di Indonesia adalah berdasar penegakan hukum, maka polisi berada di depan, dan TNI perlu dilibatkan," tukasnya pula(gus/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Noordin Dari Osama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler