JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui bertemu dengan mantan bendahara Demokrat, M Nazaruddin. Menurutnya, pertemuan itu berlangsung di Cikeas dan kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Kehormatan.
Presiden keenam Indonesia ini mengatakan pertemuannya dengan Nazar terjadi dalam sidang etik yang digelar. "Sekretaris Dewan Kehormatan (DK) Amir Syamsuddin memanggil yang bersangkutan (M Nazaruddin) yang diduga kuat terlibat pelanggaran hukum," kata SBY kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/2).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nazaruddin, terdakwa korupsi Wisma Atlet Jakabaring menyebut ia menghadap SBY ke Cikeas sebelum ke Singapura. Pertemuan itu terjadi 23 Mei 2011.
Pernyataan Nazar ini terungkap dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Rabu (30/11). Selain menyebut nama SBY, ia juga mempersoalkan tindak penyidik karena saat diperiksa penyidik hanya menanyakan soal pertemuan 23 Mei, tidak pernah ditanya soal suap yang didakwakan.
SBY menjelaskan bahwa setelah dikumpulkan bukti-bukti adanya dugaan pelanggaran, DK berkesimpulan bahwa Nazaruddin harus mundur. "Belum mau mundur dengan berbagai alasan. Saya sudah mengambil ancang-ancang, kalau tidak mau mundur lebih baik kita berhentikan," katanya.
Sebelum digelar sidang etik, SBY mengaku bertemu dengan Ketua Umum Anas Urbaningrum. Ia pun dilaporkan oleh Anas bahwa Nazar mau mengundurkan diri sebagai Bendahara Umum DPP Demokrat.
"Tapi yang bersangkutan (Nazaruddin) bicara tidak jelas, ke kiri ke kanan. Saya marah (karena) tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan dan yang dilaporkan. Semua masih ingat yang dibicarakan, yang bersangkutan banyak tidak mengaku melakukan penyimpangan," katanya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Novum untuk Kabulkan PK Antasari
Redaktur : Tim Redaksi