SBY-Mega Perlu 'Baikan'

Sabtu, 31 Januari 2009 – 18:46 WIB

JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Syamsuddin Haris menilai, saling kritik antara Megawati Soekarnoputi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih dalam kategori yang wajarMateri kritik yang disampaikan kedua capres itu tidak tergolong memojokkan pribadi-pribadi

BACA JUGA: Pembina Demokrat Enjoy dengan Kritikan PDIP

Istilah bermain yoyo yang dikatakan Mega juga tidak ditujukan ke SBY secara personal, tapi ke seluruh jajaran pemerintahan saat ini.

"Tanggapan SBY bahwa sebelum mengkritik harus bercermin dulu, juga tidak menyebut nama Megawati
Saya kira itu ditujukan ke PDIP sebagai sebuah institusi

BACA JUGA: Mega Sengaja Pilih Istilah Yoyo

Ini bagus karena kritik tidak bersifat personal," ungkap Syamsuddin Haris di sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (31/1).

Yang berbahaya, lanjutnya, kalau saling kritik bersifat personal
Pengalaman sejarah memberikan pelajaran menarik, dimana dulu Masyumi dengan PNI selalu berkonflik

BACA JUGA: Telepon 112, 15 Menit Polisi Datang

"Tapi ketika usai sidang di parlemen para tokoh Masyumi dan PNI makan bersama, mereka bercengkerama," ujarnya.

Untuk menghindari kesan bahwa SBY-Mega konfliknya bersifat pribadi, Syamsuddin berharap keduanya memperbaiki hubungan personal"Perlu ditunjukkan ke publik adanya hubungan yang lebih mesra secara personal," sarannya.

Dia melihat, saling kritik justru pertanda perbaikan berdemokrasiMasyarakat sebaiknya memberikan penilaian, siapa diantara tokoh politik yang lebih jujur"Termasuk publik yang akan menilai, apakah janji-janji Mega yang disampaikan itu realistis atau tidak," ungkapnya(sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Sarjana Kimia jadi Peracik Sabu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler