SBY memuji JK yang dalam kapasitasnya sebagai Ketua PMI, telah mengunjungi Myanmar beberapa waktu lalu. Sebelum keberangkatan JK, SBY mengaku ikut mengirimkan surat agar kunjungan JK ke Myanmar bisa diterima oleh Presiden Thein Sein.
"Alhamdulillah Pak Jusuf Kalla diterima dengan baik dan melakukan pembicaraan secara mendalam," kata SBY.
Myanmar disebut terbuka terhadap partisipasi Indonesia dalam mengatasi konflik berlatar etnis tersebut. Bahkan Menteri Perbatasan Myanmar ikut mengantarkan JK, melihat langsung lokasi terjadinya konflik di Rohingya. SBY menyebut dengan pengalamannya bersama JK mengatasi konflik Ambon dan Poso, diharapkan bisa memberi modal besar untuk Indonesia berperan lebih aktif bagi muslim Rohingya.
"Nanti Pak JK akan bertemu lagi dengan beberapa tokoh di Myanmar. Setelah itu saya minta (laporan) apa yang bisa Indonesia lakukan. Saya berharap Pak JK dengan pengalamannya yang luas bisa menjadi special enploy (utusan khusus) solidaritas Indonesia terhadap saudara kita etnis Rohingya," kata SBY.
Sementara itu, JK pada wartawan mengatakan belum ada permintaan secara resmi dari SBY untuk menjadi utusan khusus Rohingya. Namun demikian dalam kapasitasnya sebagai Ketua PMI, misi kemanusian ke Myanmar pasti akan dikerjakan.
"Bulan depan kita akan mulai rekontruksi pemukiman bersama OKI (Organisasi negara muslim)," kata JK.
Ditanya mengenai situasi konflik, JK mengatakan kasusnya hampir sama dengan tragedi di Ambon dan Poso. Namun yang terjadi di Rohingya lebih berat, karena hampir semua orang memegang senjata.
"Sementara di Rohingya tidak ada yang pegang senjata. Yang tewas juga sekitar 80-an," katanya.
JK menegaskan, konflik Rohingya bukan berlatar belakang agama melainkan etnis. Di Myanmar terdapat sekitar 2,5 juta umat muslim dan tidak ada konflik dengan umat agama lain. "Jadi yang konflik itu adalah etnis Rohingya, (kebetulan) mereka itu memang muslim," jelas JK.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tidak Intervensi Hukum, Oposisi Puji Sikap SBY
Redaktur : Tim Redaksi