SBY Minta KPK Perjelas Status Anas

Selasa, 05 Februari 2013 – 00:17 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ketua Umum DPP Demokrat, Anas Urbaningrum. Foto: Dok/JPNN
JAKARTA - Meski tengah berada di Nigeria untuk tugas kenegaraan, Presiden RI sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap memantau roda kehidupan di internal partainya. Termasuk menyimak permintaan khusus dari Menteri ESDM Jero Wacik yang juga anggota Dewan Pembina agar SBY turun tangan memperbaiki keterpurukan partai yang didirikannya itu jelang Pemilu 2014.

SBY menjanjikan untuk segera merespon permintaan Jero agar dirinya turun tangan menyelamatkan Partai Demokrat yang kian terpuruk akibat sejumlah kasus dugaan korupsi.

Solusi terkait permasalahan di internal Partai Demokrat, kata SBY akan diungkapkannya usai melakukan ibadah Umroh di Mekkah dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Medinah pada Selasa (5/2).

“Saya akan memohon petunjuk Allah agar saya dituntun dalam mengambil keputusan yang baik untuk menyelamatkan Partai Demokrat, tentu solusi yang akan saya pilih nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridho dari Allah SWT, “ kata SBY di Jeddah, Senin (4/2).

Sementara itu, terkait penyelesaian kasus korupsi yang melibatkan beberapa petinggi Demokrat, SBY menegaskan dirinya memberikan kepercayaan sepenuhnya pada KPK untuk menjalankan proses hukum yang berlaku.

SBY pun mengaku memahami, ada sejumlah kader Demokrat yang mempertanyakan langkah KPK yang seolah-olah memperlambat penanganan kasus dugaan korupsi yang melibatkan sejumlah kader Demokrat selama hampir dua tahun belakangan ini.

Seperti yang diungkap Jero Wacik, bahwa nama Anas Urbaningrum, terus menerus dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi tetapi belum ada penjelasan sesungguhnya dari KPK terkait keterlibatan Ketua Umum Partai Demokrat itu.

“Banyak pandangan-pandangan seperti itu, banyaknya sangkaan, atau tuduhan yang akhirnya memang menimbulkan kemerosotan yang luar biasa terhadap elektabilitas Demokrat karena media, khususnya media tertentu, memberitakannya secara terus menerus. Saya sendiri, sebagai orang yang barangkali lebih matang di dunia politik, menilai, kemerosotan Partai Demokrat itu bisa dijelaskan, explainable!, “katanya.

SBY secara tegas meminta KPK untuk bisa segera menuntaskan kasus-kasus yang menimpa kader Demokrat.

“Kalau salah ya kita terima memang salah. Kalau tidak salah, kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah. Termasuk ketum Partai Demokrat, Anas Urbanigrum yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas di tanah air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi ini, meskipun KPK belum menentukan hasil pemeriksaan. Saya yakin, pastilah KPK yang menjadi andalan kita semua dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi juga tidak tebang pilih," tandas SBY.

Seperti diketahui, nama Anas mulai disebut-sebut bermain dalam proyek dan diduga terlibat kasus korupsi, setelah tabir partai itu dibuka oleh mantan Bendahara Umum sekaligus orang kepercayaan Anas di Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Kicauan Nazaruddin di mana pun ia berada tak pernah lepas dari nama Anas.

Nazar yang kini telah menjadi terpidana kasus korupsi di proyek Wisma Atlet menyebut, Anas adalah orang yang memiliki peran penting hampir di setiap proyek kementerian. Ia mengatakan Anas menerima gelontoran dana proyek untuk pemenangannya di Kongres Partai Demokrat. Namun, meski Nazar gencar menyerang, toh hingga saat ini Anas tak tersentuh sedikitpun oleh KPK.

Nazaruddin juga menyebut Anas aman dari hukum karena seorang oknum Pimpinan KPK berusaha melindungi Anas. Ia tidak menyebut siapa pimpinan KPK yang dimaksud itu.

Kicauan Nazaruddin dan pemberitaan media massa inilah yang dianggap Demokrat telah mencoreng partai pemenang Pemilu 2009 itu. Elektabilitas partai ini menurun karena dianggap sebagai partai terkorup. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daerah Tuding Data Penerima Jamkesmas Amburadul

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler