SBY Minta Tak Ada Gerakan KLB

Minggu, 05 Februari 2012 – 18:05 WIB

JAKARTA—Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mengakui  sejak bergulirnya proses hukum kader-kader PD di KPK, terjadi kekhawatiran dan keresahan di kader PD. Baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Namun demikian, SBY mengajak semua kader PD untuk tetap menghormati proses hukum dan tidak melakukan proses-proses politik yang justru bisa merusak partai.

Pernyataan SBY dalam konfrensi pers di Cikeas, Minggu (5/1) ini seolah mengarah pada isu akan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) atas kepemimpinan Anas Urbaningrum selaku Ketua Umum PD. Nama Anas memang sering disebut-sebut ikut terlibat menerima suap wisma atlet. Mengikuti jejak kader teras PD lainnya, Nazaruddin dan Angelina Sondakh yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka.

‘’Saya mendengar ada gerakan politik internal, itu tidak perlu. Masalahnya adalah proses hukum, jadi tidak perlu terus menerus saling curiga. Jaga keutuhan partai. Baca kembali AD/ART,’’ ujar SBY yang ditujukan pada seluruh kader PD.

SBY mengatakan, sejak 8 bulan terakhir ini, PD memang sering mendapatkan sorotan. Namun para kader diminta jangan terpengaruh, untuk menggeserkan inti persoalan yang sebenarnya. Yang terjadi kata SBY adalah terjadinya pelanggaran oleh sejumlah kader dan itu sudah masuk ranah hukum.

‘’Itu inti masalahnya. Jadi jangan digeser-geser atau sengaja menggeser. Seolah-olah ada perpecahan di internal partai. Kalau sudah paham inti masalahnya, maka responnya pasti tepat. PD tidak lagi menjadi bulan-bulanan seperti 8 bulan terakhir ini, ’’ kata SBY.

Presiden RI ini pun mengakui bahwa pergeseran-pergeseran isu yang terus berkembang akhir-akhir ini, telah merusak citra partai. Hal ini terbukti dengan terus menurunnya popularitas PD di tengah masyarakat.‘’Itu fakta dan realitas. Saya lebih bagus mengakui semua itu, mari kita koreksi,’’ ajak SBY.(afz/boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Tak Lagi Nomor Satu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler