SBY: Saya Pribadi dan Keluarga Sering jadi Korban Hoaks

Rabu, 10 Mei 2017 – 07:40 WIB
SBY pidato di pembukaan Rakernas Partai Demokrat di Mataram, NTB, kemarin (8/5). Foto: Panitia Rakernas Demokrat untuk Lombok Post

jpnn.com, MATARAM - Membanjirnya hoaks atau berita bohong seperti menjadi “penyakit” dalam pentas demokrasi Indonesia. Terutama pada momen-momen politik tertentu, seperti jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Di momen itu, hoaks dan fitnah kerap memperkeruh suasana. Karena itu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak masyarakat untuk memeranginya.

BACA JUGA: Simak nih, Pernyataan Tegas Pak SBY

Hal itu disampaikan SBY saat menghadiri jalan santai di Car Free Day dan pengumpulan ribuan tanda tangan petisi memerangi hoax di Taman Udayana Kota Mataram, kemarin (7/5) seperti dilansir Lombok Post (Jawa Pos Group).

Dalam orasi politiknya di hadapan ribuan warga NTB, SBY pun mencurahkan isi hatinya (baca: curhat). Ia menceritakan bagaimana keluarganya kerap menjadi korban berita-berita hoaks dan fitnah tersebut.

BACA JUGA: Pesan SBY Saat Malam Budaya Nusantara Partai Demokrat

“Saya pribadi, keluarga SBY sering menjadi korban hoaks, korban fitnah,” tuturnya.

Belum lama ini, dalam rangkaian Pilgub DKI Jakarta, luar biasa hoaks dan fitnah yang ditimpakkan kepada dirinya, keluarga dan semua sahabat. Menurutnya, hal itu sangat tidak adil.

BACA JUGA: SBY dan AHY Sanjung TGB, Sinyal Apa nih?

Menurut Presiden RI dua periode ini, pemerintah tidak boleh membiarkan kondisi ini. “Ada yang geruduk rumah saya, mestinya hukum ditegakkan,” tegasnya.

SBY mengatakan, ia ingin keadilan yang sejati ditegakkan di negeri ini. Penegakkan hukum tidak boleh tebang pilih. Pemberantasan hoaks juga tidak boleh tebang pilih.

“Harus adil. Negara harus adil, pemerintahnya adil, polisinya adil, penegak hukumnya adil, semua wajib bersikap adil,” katanya dengan lantang.

“Ini yang menjadi tiang, menjadi kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” imbuhnya.

Bagi SBY, Indonesia adalah negara kebenaran, negara keadilan, negara etika, dan negara hukum. Bukan negara kebohongan, bukan negara fitnah, bukan negara hoax. Karena itu rakyat harus memerangi hoaks tersebut.

Ia juga mendukung pers di negara ini, pers yang merdeka, tetapi juga bertanggungjawab dan adil. Pers menurutnya tidak boleh terlalu membela pihak-pihak tertentu dan terlalu menghajar pihak-pihak yang lain. “Namanya tidak adil,” tegasnya.

SBY kembali menegaskan, rakyat Indonesia di seluruh tanah air menginginkan keadilan dan kebenaran tegak. Tidak ada sikap tebang pilih, penegak hukum tidak boleh pilih kasih dan sebagainya.

“Dari Mataram ini kita kumandangkan kepada dunia: Stop hoax, stop fitnah, dan kita dukung pers yang merdeka adil dan bertanggung jawab,” ungkapnya.(ili/ewi/r5)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagaimana Memopulerkan Orang Mampu


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
hoaks   SBY   Curhat  

Terpopuler