SBY Sindir PSSI Agar Tak Ribut Terus

Selasa, 06 Maret 2012 – 05:50 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam jumpa pers di Istana Negara, Senin (5/3). Foto : Abror Rizki/Rumgapres

JAKARTA - Kisruh PSSI kembali mendapatkan perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tapi, presiden mengisyaratkan tidak akan mengintervensi secara langsung proses yang berkembang di PSSI. Dia hanya meminta segenap pengurus PSSI secepatnya menyelesaikan persoalan yang terjadi.

"Saya berharap saudara ?saudara kita yang ada di kepengurusan PSSI itu mendengarkan suara rakyat, jangan melukai rakyat, jangan sibuk berantem. Masak nggak ada habis-habisnya. Carikan solusinya dengan baik," kata SBY di kantor presiden, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (5/3).

Dengan ekspresi serius, SBY mengaku sangat prihatin dengan kembali membesarnya kericuhan dan perselisihan antar para pengurus PSSI. SBY merasa kondisi ini kontraproduktif dengan semangat rakyat yang mendambakan majunya sepakbola dan olahraga nasional.
     
"Rakyatnya ingin olahraga maju, dukungan kepada tim sepakbola juga tinggi, tiba -tiba harus menerima keadaan (PSSI) yang seperti ini," sindir presiden.

Menurut dia, jawaban atas konflik yang mendera tubuh PSSI tidak berada di pemerintah, melainkan PSSI sendiri. "Saya fikir pemerintah tidak harus selalu ikut campur tangan. Kita kasih kehormatan kepada PSSI, utamakan kepentingan bangsa dan rakyat. Kalau ada konflik, ada statuta dari FIFA, jalankan itu," tegasnya.

SBY yang tampil mengenakan kemeja coklat lengan pendek, itu, mengingatkan, dalam dunia sepakbola ada organisasi yang mengaturnya. Di Indonesia, organisasi itu adalah PSSI yang tunduk pada statuta FIFA. Pemerintah di negara manapun, lanjut dia, tidak boleh begitu saja melakukan intervensi terhadap sepakbola.

"Kalau (pemerintah) melakukan intervensi biasanya langsung di baned, dibekukan, dilarang. Kita tidak ingin sepakbola di negeri ini di baned oleh FIFA," kata SBY.

Meski begitu, SBY mengaku pernah tiga kali ?ikut mencampuri? urusan sepakbola. Di tengah kemandekan organisasi PSSI, dia mendorong pelaksanaan kongres di Malang pada Maret 2010, lalu. "Saya kira itu titik balik," ujar presiden.

 Ketika itu, ada banyak desakan kepada SBY untuk menurunkan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Tapi, SBY tegas menolak. "Saya langsung tidak setuju. Jangan melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma organisasi. Kalau topiknya kongres sepakbola, mari bicara bagaimana memajukan sepakbola di negeri kita," terangnya.

Intervensi SBY yang berikutnya terkait 'harga tiket' dalam pertandingan piala AFF di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ketika itu, kata SBY, ada ratusan ribu rakyat yang ingin menonton, tapi harga tiketnya malah dinaikkan.

"Saya katakan jangan begitu dong. Rakyat sedang semangat-semangatnya, tiket dinaikkan. Seingat saya itu yang kedua kali saya ikut campur," ujar SBY, lantas tersenyum.
     
Turun tangan SBY yang terakhir saat terjadi deadlock di antara pengurus PSSI. SBY terpaksa berperan aktif karena Indonesia hampir kena sanksi FIFA. Karena itu, dia berinisiatif mengumpulkan pimpinan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Menteri Pemuda Olahraga.
     
"Alhamdulillah, dengan cara-cara itu kita tidak jadi mendapat sanksi dari FIFA. Tapi, tentunya pemerintah tidak bisa terus-terusan begini," tegas presiden.(pri/aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bicara Rekor Ketimbang Gelar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler