SBY Tentukan Arah Koalisi Pilpres pada Injury Time

Demokrat Tak Khawatir Ditinggal

Senin, 28 April 2014 – 09:19 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Partai Demokrat yakin dengan keputusannya untuk tidak harus terburu-buru menentukan kebijakan politik seputar agenda pilpres 9 Juli nanti. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, pilihan memastikan arah koalisi pada detik-detik akhir (injury time) menjelang pendaftaran capres-cawapres di KPU, pertengahan Mei 2014, justru yang terbaik.

Setelah menutup debat terakhir konvensi capres Partai Demokrat di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (27/4), SBY menegaskan bahwa partainya akan terus mematangkan proses politik di internal terlebih dahulu. Sembari terus menjalin komunikasi dengan semua pihak, termasuk partai-partai politik di luar Demokrat.

BACA JUGA: Cawapres Jokowi Bukan Ban Serep

Menurut SBY, keputusan menjalankan sejumlah tahapan internal bertujuan agar Demokrat memperoleh keputusan yang tepat. Demokrat juga ingin menunjukkan sikap bahwa koalisi dengan partai lain tidak sekadar didasari hitung-hitungan politik.

“Bukan sekadar sekian persen tambah sekian persen (sehingga) menjadi cukup untuk mengajukan calon sendiri, bukan itu. Atau (hitung-hitungan, Red) agar Partai Demokrat tidak ketinggalan kereta dukung capres A atau B,” tutur SBY.

BACA JUGA: Nasib Honorer K2 Juga Ditentukan Lobi

Demokrat, lanjut SBY, bukan partai yang oportunistis. Partai yang hanya mengejar agar tidak sampai terlewat untuk bisa masuk dalam barisan koalisi tertentu. Kata SBY, partainya mendasarkan diri pada niat agar jika nanti berhasil meraih mandat memerintah lima tahun ke depan, koalisi yang terbangun benar-benar mendorong keberhasilan pemerintah.

“Bukan, sekali lagi, persentase ketemu dengan persentase, apalagi dengan (mengajukan) persyaratan yang tidak semestinya, bukan,” tandas presiden RI yang hampir menyelesaikan periode keduanya tersebut.

BACA JUGA: Wabah MERS Intai Jamaah Umroh

Di luar proses internal partainya, SBY juga memaparkan perlunya mencocokkan platform partainya dengan visi dan misi partai lain sebagai pertimbangan berkoalisi. Platform Demokrat yang dia maksud di antaranya adalah yang telah tertuang dalam program aksi, termasuk sasaran umum dan sebelas sasaran khusus yang dalam pileg lalu menjadi bahan kampanye. “Kami tentu tidak dukung (kalau) platform (partai/capres) itu bertentangan total dengan apa yang menjadi platform Partai Demokrat,” tegasnya.

Menurut SBY, lebih baik partainya berada di luar pemerintahan jika menghadapi kondisi tersebut. “Kami akan jadi bagian solusi dan tetap berkontribusi bagi kemajuan bangsa meski dengan cara berbeda,” ucapnya.

Sehari sebelumnya, lewat penjelasan Sekretaris Komite Konvensi Suaidi Marasabessy, setelah menyelesaikan tahap debat capres, fase berikutnya adalah tahapan penetapan pemenang konvensi. Tiga lembaga dijadwalkan mulai hari ini (28/4) turun ke lapangan untuk melakukan survei elektabilitas sebelas peserta konvensi capres.

Tiga lembaga yang di-endorse khusus komite konvensi itu diperkirakan menyelesaikan risetnya pada pekan pertama Mei 2014. Meski demikian, ini tidak berarti penetapan pemenang konvensi bisa segera dilakukan.

Hasil survei, menurut Suaidi, masih akan dievaluasi dan dianalisis dulu oleh tim audit lembaga survei yang telah direkrut dari kalangan independen. Baru sekitar 13 Mei hasil tim audit akan dibawa ke komite untuk kemudian diteruskan ke Majelis Tinggi Partai Demokrat. Lembaga tertinggi di Demokrat yang juga diketuai SBY itulah yang nanti menentukan arah koalisi partai berlambang bintang Mercy tersebut. Termasuk menetapkan di posisi apa pemenang konvensi akan diajukan, capres ataukah cawapres.

Hingga saat ini ada tiga skenario yang disiapkan Demokrat terkait dengan pilpres nanti. Selain membentuk poros koalisi sendiri dengan mengusung capres, opsi mendukung salah satu capres di antara tiga poros koalisi mainstream (PDIP, Golkar, dan Gerindra) masih terbuka. Termasuk pilihan terakhir untuk berada di luar pemerintahan jika dua pilihan pertama tidak bisa direalisasikan.

“Saya gunakan common sense, akal sehat, tidak ikut-ikutan larut gegap gempita manuver politik yang ada. Kami punya kepribadian, kami punya pikiran dan sikap, dan sekali lagi Demokrat bukan partai yang oportunistis (dalam menentukan pilihan koalisi, Red),” tegas SBY kembali.

Di antara sebelas peserta konvensi yang ada, elektabilitas (tingkat keterpilihan) Dahlan Iskan masih unggul. Berdasar hasil survei lembaga-lembaga yang memotret tingkat keterpilihan peserta konvensi, posisi menteri BUMN itu bahkan berada jauh meninggalkan sepuluh peserta yang lain.

Ditemui di sela-sela pelaksanaan konvensi, Dahlan menegaskan bahwa dirinya menyerahkan seluruh kebijakan terkait dengan koalisi kepada pimpinan Demokrat. Sebagai peserta konvensi, dia menyatakan bahwa hal tersebut bukan lagi wilayah dirinya untuk ikut menentukan. Termasuk keputusan Demokrat nanti mengusung sendiri capres atau hanya mengajukan cawapres untuk disandingkan dengan capres dari partai lain. "Saya siap jadi calon presiden, saya juga siap jadi cawapres, dan saya juga siap tidak menjadi apa-apa," ucap Dahlan enteng sambil tersenyum.

Mantan Dirut PLN itu juga mengungkapkan, dirinya hingga saat ini memilih tidak ikut-ikutan aktif melakukan komunikasi politik dengan parpol atau pihak tertentu terkait dengan pencapresan. “Saya tidak kontak dan memang tidak mau kalau diajak komunikasi soal capres-capresan. Kecuali kalau nanti saya diperintah partai untuk..., baru nanti akan saya lakukan.”

Pernyataan senada disampaikan peserta konvensi lainnya, Ali Masykur Musa. Selain sejauh ini juga tidak berusaha menjalin komunikasi politik dengan pihak lain soal pencapresan, anggota BPK itu menyerahkan sepenuhnya kepada Demokrat siapa nanti dari sebelas peserta konvensi yang akan diusung sebagai capres atau cawapres. “Saya yakin Pak SBY punya cara pandang tersendiri terkait itu,” katanya. (dyn/c9/agm)

Tahapan Penetapan Pemenang Konvensi

  • Survei elektabilitas oleh tiga lembaga: 28 April-3 Mei 2014
  • Audit hasil survei oleh tim independen: 4-13 Mei 2014
  • Penyerahan hasil audit ke majelis tinggi melalui komite konvensi: 13 Mei 2014
  • Penetapan pemenang konvensi oleh majelis tinggi
  • Penentuan koalisi dan mengusung capres/cawapres oleh majelis tinggi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Koalisi Indonesia Raya Mampu Taklukkan Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler