jpnn.com, JAKARTA - Insiden tabrakan beruntun yang melibatkan mobil penumpang dan truk angkut, akhir-akhir ini sering terjadi. Kelalaian pengemudi dan standar perawatan sistem keamanan yang minim di truk, mengakibatkan dampak yang berlipat di jalan raya.
Oleh karena itu, bagi pengemudi mobil penumpang disarankan agar menghindari atau menjaga jarak kendaraannya terhadap truk.
BACA JUGA: Kecelakaan Tol Cipularang: Sopir Dump Truk Jalani Tes Urine
Menurut penuturan Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana, ada tiga hal yang harus diperhatikan sebagai pengemudi mobil penumpang.
Pertama, Sony menyebutkan perawatan kendaraan truk pada umumnya tidak pernah diperhatikan terutama pada bagian sistem pengereman. Sehingga potensi kecelakaan sering terjadi.
BACA JUGA: Terlindas Truk Pengangkut Tambang, Warga Rumpin Bogor Tewas
"Perawatan kendaraan truk pada umumnya dilakukan asal-asalan bahkan tidak dirawat utamanya pada sisi rem," kata Sony melalui pesan singkatnya kepada JPNN.com, Selasa (10/9).
Kemudian, lanjut Sony, kendaraan truk tidak bisa berhenti dengan baik lantaran bobot yang dibawanya berlebih (over).
"Truk sangat susah berhenti dengan baik karena bobot dan loading yang kadang-kadang overload. Kemudian rem yang dilakukan mendadak justru membuat kendaraan tersebut hilang kendali," ungkapnya.
Sony menambahkan, kebanyakan pengemudi truk yang baru bisa menggunakan truk, tidak punya keahlian dalam berkendara tetapi sudah diijinkan mengendarinya.
"Terus terang pengemudi truk itu 99 persen tidak menguasai soft skill dalam berkendara di jalanan," tegasnya.
Sony menyarankan agar pengemudi mobil penumpang tidak ada di depan truk saat di jalan, baik itu di dalam tol maupun tidak. Selain itu, pengemudi juga harus mempunyai jarak aman hingga 50 meter.
"Kalau kita ada di depan truk, sering-seringlah lihat kaca spion. Ambil jarak ideal 50 motor dalam kondisi merayap atau saat kecepatan 40-80 kpj. Pantau terus, kalau truk terlihat di spion mendekat, segera menjauh atau kasih lewat saja truk itu," saran Sony. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian