Eks SDM Perusahaan Teknologi Bakal Mudah Diserap Pasar Kerja

Senin, 17 Juni 2024 – 18:00 WIB
Mantan pekerja (Ilustrasi). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Center of Digital Economy and SMEs dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Izzudin al Farras menilai pengurangan jumlah karyawan pascamerger atau penggabungan dua perusahaan merupakan sesuatu yang wajar dilakukan.

Terlebih jika dua perusahaan yang melakukan merger berada di industri yang sama.

BACA JUGA: PT Pegadaian Ajak Masyarakat Bantar Gebang Tukar Sampah jadi Cuan

“Pengurangan karyawan merupakan sesuatu yang wajar dilakukan pada perusahaan yang baru saja merger. Itu ditempuh untuk memangkas duplikasi peran di internal perusahaan. Karena pasti ada bagian atau fungsi tertentu yang mirip atau bahkan sama. Ini merupakan hal yang bisa dipahami,” ujar Izzudin.

Hal itu disampaikan Farras terkait PT Tokopedia dan Tiktok Shop yang berencana melakukan perampingan struktur organisasi paska merger.

BACA JUGA: IdulAdha 2024, SIG Menyalurkan 331 Hewan Kurban di 23 Provinsi

Perusahaan gabungan yang berganti nama menjadi Shop Tokopedia itu akan memangkas jumlah karyawan pada bidang atau area yang mengalami redundant atau duplikasi.

Farras mengungkapkan hal serupa juga pernah terjadi di beberapa perusahaan yang merger. Misalnya di sektor telekomunikasi ada Indosat Ooredo dengan Hutchisonn Tri Indonesia.

BACA JUGA: 360Kredi Salurkan Hewan Kurban kepada Warga Desa Bojong Koneng

Mantan pekerja di sektor digital dinilai tidak perlu khawatir terkait pemutusan hubungan kerja. Sebab, pekerja di sektor ini memiliki keterampilan yang tengah dibutuhkan oleh dunia usaha, terutama di era digitalisasi ini.

Pekerja tersebut tidak hanya akan diserap oleh perusahaan startup lain, tetapi juga oleh non-startup atau industri konvensional.

“Kalau pekerja di sektor ini rata-rata memiliki keterampilan tinggi yang memang dibutuhkan oleh industri. Jadi mereka akan cepat terserap oleh perusahaan lain,” katanya.

Menurut Farras, efisiensi sumber daya manusia (SDM) pascamerger dilakukan perusahaan sesuai dengan strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Biasanya mereka akan memfokuskan terlebih dulu pada apa yang menjadi target bisnis perusahaan.

“Jika strategi dan targetnya berjalan dengan baik alias ada pertumbuhan atau perkembangan bisnis misalnya setahun ke depan, bukan tidak mungkin perusahaan itu membutuhkan tambahan SDM melakukan perekrutan lagi pada divisi-divisi yang memang perlu adanya penambahan SDM,” jelasnya.

Terlebih, lanjut Farras, secara industri e-commerce ke depannya masih akan terus tumbuh.

“Kalau kita lihat e-commerce baik secara gross merchandise value (GMV) atau secara kunjungan pembeli masih akan mengalami peningkatan di tahun ini maupun di tahun depan, meksipun tidak setinggi saat pandemi. Oleh asumsi itu, maka kebutuhan SDM di industri ini masih akan tinggi,” ucap Farras.

Seperti diketahui, Tokopedia telah mengumumkan bakal melakukan penyesuaian jumlah karyawannya usai 75 persen saham perusahaan berpindah ke TikTok.

Manajemen Tokopedia juga telah melakukan pemetaan internal dan menemukan beberapa area yang perlu dillakukan penyesuaian agar sejalan dengan bisnis perusahaan.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
SDM   era digital   merger   Tokopedia  

Terpopuler