SEA Games 2019: Persani Bantah Keperawanan jadi Alasan Pencoretan Atlet Senam Asal Jatim

Jumat, 29 November 2019 – 18:57 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati Irawan (kanan) saat jumpa pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (29/11). Foto: ANTARA/Shofi Ayudiana

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati Irawan membantah pihaknya mencoret salah satu atlet senam artistik SEA Games 2019, SAS dengan alasan si atlet sudah tidak perawan.

Ita mengungkapkan, dipulangkannya SAS dari pelatnas tidak ada kaitannya dengan masalah keperawanan, tetapi disebabkan karena prestasinya yang tidak memenuhi standar.

BACA JUGA: SEA Games 2019: Si Ganteng Nadeo Argawinata Layak Dipuji

“Kami pada saat memasukkan nama atlet dan long list ada empat atlet putri artistik yang mendapat SK. Namun, pada saat kejuaraan dunia di Doha, ada yang mengalami cedera sehingga digantikan dengan SAS,” kata Ita dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (29/11).

Ita melanjutkan, berdasarkan penilaian hasil Kejurnas, performa atlet yang bersangkutan mengalami penurunan yang signifikan. Dengan demikian, SAS  terpaksa digantikan oleh atlet putri lainnya.

BACA JUGA: SEA Games 2019: Lebih Dekat dengan Tukang Pijat Tertua Kontingen Indonesia

“Pada saat menjelang entry by name, kami melakukan kejurnas. Dari hasil itu terlihat bahwa prestasi SAS menurun drastis ke ranking 37. Jadi kami dari PB melihat bahwa potensi atlet lain untuk dimasukkan ke tim SEA Games lebih memungkinkan,” ujar Ita.

Dia menuturkan bahwa tak ada peraturan di Pelatnas yang mengharuskan tes keperawanan untuk atlet senam. Informasi yang bersifat privasi itu juga menurutnya tidak ada kaitannya dengan persyaratan mengikuti SEA Games 2019. Pencoretan SAS murni karena prestasinya yang menurun drastis.

BACA JUGA: SEA Games 2019: Timnas Ski Air Siap Perang di Filipina

Ita enggan menanggapi pemberitaan soal keperawanan SAS yang kini sudah beredar luas. Hal itu dilakukan untuk mencegah kegaduhan yang lebih besar lagi.

"Untuk isu yang beredar, mohon maaf kami tidak bisa menanggapinya saat ini. Kami tidak tahu apakah tes (keperawanan) itu dilakukan atau tidak. Kami memilih atlet berdasarkan prestasi," ujarnya.

Meski begitu, Persani akan segera melakukan koordinasi dan investigasi dengan tim pelatih yang menangani kontingen cabang olahraga gymnastic di Jawa Timur (asal SAS) terkait pemberitaan yang telah beredar.

SAS gagal mengikuti ajang SEA Games 2019 di Filipina setelah dipulangkan paksa oleh tim pelatih dengan alasan yang menurut pihak keluarga tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Ayu Kurniawati, ibu kandung SAS mengaku sangat kecewa atas apa yang menimpa anaknya itu dan menyebut tim pelatih tidak memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dengan hanya memberikan informasi kepada keluarga agar anaknya dibawa pulang.

"Ya kaget. Tidak nyangka dibuat sama pelatihnya, terus dilempar begitu saja. Tidak ada surat tidak pemberitahuan. Langsung disuruh ambil saja," kata Ayu kepada wartawan di Kediri.

Ayu mengungkapkan, di antara alasan pelatih memulangkan atletnya itu adalah SAS sering keluar malam dan sudah tidak perawan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler