Sebagian Publik Anggap PAN Pengkhianat KMP

Selasa, 08 September 2015 – 17:57 WIB
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan bersama mantan Ketua Umum DPP PAN, Soetrisno Bachir. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI)-Denny JA memperlihatkan bahwa sebagian besar publik mendukung sikap politik PAN bergabung ke pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Namun dukungan publik itu tidak seratus persen.

Data menunjukkan bahwa 24,95 persen publik tidak setuju dengan pilihat partai pimpinan Zulkifli Hasan itu. Di antara mereka yang merespon negatif, sebagian besar menganggap keputusan PAN itu sebagai bentuk pragmatisme politik.

BACA JUGA: Imbas Buwas Diganti, DPR Ancam Gunakan Hak Angket

“Sebanyak 30,10  persen dari yang tidak mendukung melihat PAN hanya mengejar kepentingan sendiri,” kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa (8/9).

Sebagian besar dari para penolak ini adalah konstituen dari partai-partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP) pada Pemilu 2014 lalu. Tak heran, pihak yang tidak setuju juga menganggap sikap PAN tersebut telah mengkhianati komitmen KMP untuk jadi kubu oposisi.

BACA JUGA: Pengamat: Wajar PAN Gabung Pemerintah karena Agenda KMP Kabur

“PAN menjadi salah satu motor utama pendukung KMP karena Hatta Rajasa adalah ketua umum PAN saat itu (pemilu 2014). Sebanyak 14,90 persen menolak PAN bergabung dengan pemerintah karena dinilai menghianati koalisinya,” ucap Rully.

Alasan terakhir, lanjut Rully, sikap PAN dianggap merupakan pendidikan politik yang buruk dan merusak tradisi oposisi. Pasalnya, sebagian publik berpendapat bahwa kehadiran kubu oposisi yang kuat justru berdampak positif kepada masyarakat.

BACA JUGA: DPR: Pengawasan TKI Lemah

“Jika ada partai yang sebelumnya menyatakan oposisi terus berbelok haluan ditengah perjalanan menjadi partai koalisi pemerintah, maka ini akan merusak tradisi oposisi. Partai politik tak terbiasa oposisi dan tak kuat godaan untuk ikut berkuasa. Mereka yang mendukung alasan ini sebanyak 15,10 persen,” pungkas Rully.

Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 4 hingga 6 September 2015 terhadap 600 responden di 33 provinsi. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dan margin of error sebesar +/- 4,0 persen.

LSI juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview.(dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... LSI: Publik Dukung PAN Demi Perbaikan Ekonomi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler