Sebaiknya Bijak Pakai Internet, Polwan Saja Bisa Terpapar Radikalisme

Jumat, 14 Februari 2020 – 19:46 WIB
Ilustrasi: Ardissa Barack/JPNN.com

jpnn.com, PADANG - Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono menyatakan, internet menjadi salah satu sarana bagi berkembangnya radikalisme. Sebab, internet bisa diakses siapa pun menggunakan telepon pintar.

"Ada dua orang polwan di Polda Maluku Utara belajar paham radikal itu melalui media sosial yang terenkripsi. Mereka tidak saling kenal tetapi seorang polwan bisa dibuat siap jadi pengantin (pelaku bom bunuh diri, red) yang melakukan aksi teror," kata Gatot saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Padang, Jumat (14/2).

BACA JUGA: Saran Gus Yaqut agar Instansi Pemerintahan Bersih dari Radikalisme

Perwira Polri kelahiran Solok, Sumatera Barat itu menjelaskan, biasanya polwan sudah mendapatkan wawasan kebangsaan. Namun karena pengaruh internet, ada polwan yang bisa didoktrin dengan radikalisme.

“Artinya kalau tidak bijak menggunakan teknologi kemudian belajar sesuatu di media sosial, maka bisa jadi permasalahan,” kata dia.

BACA JUGA: Temui Mahfud MD, Erick Thohir Curhat soal Radikalisme di BUMN

Gatot menambahkan, makin tinggi pemahaman seseorang terhadap radikalisme maka kian besar pula keinginannya melakukan perubahan melalui kekerasan hingga terorisme. Menurutnya, pihak-pihak yang ingin mengubah ideologi negara pun menggunakan semua sumber daya untuk memuluskan keinginan mereka.

Selain itu Gatot juga mengatakan, penting untuk bersikap bijak dalam menggunakan media sosial. “Akan ada pihak yang menggunakan media sosial sebagai sarana propaganda dan menyebar ujaran kebencian untuk menciptakan disintegrasi sehingga perlu kewaspadaan menyikapi,” ujarnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu memerinci, dari penelitian tentang literasi internet di 61 negara, Indonesia berada di urutan ke-60. “Mayoritas orang Indonesia membaca berita hanya dari headline atau judul saja kemudian langsung membagikan di media sosial," katanya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler