Sebanyak 36 Jenazah Korban Longsor di Natuna Dikubur Secara Massal

Minggu, 12 Maret 2023 – 09:03 WIB
Tim SAR gabungan mengangkat kantong plastik berisi jenazah di Desa Pangkalan, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (10/3/2023). (ANTARA/HO-Kodam I/BB)

jpnn.com, NATUNA - Sebanyak 36 jenazah korban tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, langsung dikubur secara massal.

"Untuk korban jiwa langsung dikebumikan baik pihak keluarga korban maupun secara massal," ungkap 

BACA JUGA: Tekan Tombol, Mendagri Tito Luncurkan Booster di Kepulauan Riau

Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin melalui telepon seluler dari Medan, Sumut, Sabtu.

Ia mengungkapkan tidak semua jenazah ditemukan Tim SAR gabungan dikenali keluarga korban di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna.

BACA JUGA: Ogan Komering Ulu Diterjang Bencana Tanah Longsor, Akses Jalan Lumpuh Total

Sebab, katanya, masyarakat yang dinyatakan hilang diduga masih tertimbun material tanah longsor dengan kedalaman hingga empat meter selama beberapa hari.

Peristiwa tanah longsor Pulau Serasan ini akibat intensitas hujan tinggi beberapa hari terakhir, sehingga lereng perbukitan longsor di Desa Pangkalan, Serasan, Natuna, Senin (6/3).

BACA JUGA: Bencana Alam Tanah Longsor Menimpa Pulau Serasan, 10 Orang Meninggal Dunia

Tercatat di Natuna, Kepulauan Riau, hingga Sabtu, pukul 6.00 WIB ditemukan 36 jenazah, seorang jenazah belum teridentifikasi dan 17 orang dinyatakan hilang.

"Kondisi jenazah yang ditemukan Tim SAR gabungan tidak utuh lagi, karena beberapa hari tertimbun tanah," kata dia.

Danrem 033/Wira Pratama Brigjen TNI Yudi Yulistianto mengaku meski sebagian masih dikenali keluarga korban, diputuskan dikuburkan secara massal.

"Untuk pemakaman itu karena kondisi jenazah walaupun bisa dikenali, Pak Bupati memutuskan secara massal. Tetap ada namanya, cuma penguburan secara massal," ujarnya.

Pihaknya juga mengaku penguburan secara massal tersebut telah mendapat persetujuan dari masyarakat di Desa Pangkalan, Serasan, Natuna.

"Tidak digali satu-satu, karena ada satu keluarga meninggal. Penduduk sudah diajak bicara, dan mereka setuju dimakamkan dalam beberapa lubang besar," tutur Yudi.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler